LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN MAKANAN TERNAK
(Mengamati
jenis-jenis rumput-rumputan dan leguminosa)

OLEH :
NAMA : YUDI HERMAWAN
NIM :
B1D 012 308
KELAS : 3 C
KELOMPOK : I
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
KATA PENGHANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita, sehingga
penulisan laporan ILMU TANAMAN MAKANAN TERNAK
mengenai pengamatan jenis-jenis rumput-rumputan dan leguminosa ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah membimbing kami baik dalam
pelaksanaan praktikum maupun dalam penyusunan laporan, sehingga
laporan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Saya juga menyadari, bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saya berharap kritik dan saran baik dari Dosen Pembimbing, maupun dari
teman-teman yang bersifat membangun.
Mataram, 11 Desember 2013
Praktikan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………..ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………iii
BAB I :
PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1.1.Latar
Belakang………………………………………………………………….1
1.2.Tujuan Praktikum…………………………………………………………....…2
1.3.
Kegunaan Praktikum……………………………………………………….......2
BAB II : MATERI DAN METODE
PRAKTIKUM………………………………………3
2.1. Materi
Praktikum………………………………………………………….……3
2.2. Metode Praktikum……………………………………………………………...3
2.3. Waktu dan Tempat
Praktikum……………………………………………........4
BAB III : HASIL DAN
PEMBAHASAN…………………………………………………5
3.1. Hasil
……………………………………………………………………………5
3.2.
Pembahasan…………………………………………………………………….8
BAB IV : KESIMPULAN DAN
SARAN……………………………………….….……14
4.1.
Kesimpulan……………………………………………………………..……..14
4.2.
Saran…………………………………………………………………….…….14
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu bahan
makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan
kelangsungan populasi ternak. Oleh karenanya, hijauan makanan ternak sebagai
salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan
terutama bagi peternak yang setiap
harinya membutuhkan cukup banyak hijauan pakan ternak. Hijauan adalah bagian tumbuhan (terutama daun dan batang) yang dijadikan pakan bagi hewan. Hijauan dapat ditanam di ladang dan hewan dibiarkan merumput (forage
dalam bahasa Inggris), atau dipangkas kemudian diberikan sebagai sumber
pakan hewan herbivora (fodder). Dalam bahasa
Indonesia keduanya tidak dibedakan secara jelas.
Kebutuhan akan hijauan pakan akan semakin banyak sesuai
dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di
dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak, terutama produksinya tidak dapat
tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan
ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produsinya
akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.Demi ketersediaan hijauan
makan ternak yang tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan
pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan
cara pengelolaan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian kekurangan akan
hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan
ternak .
Hijauan
Makanan Ternak (HMT) terdiri dari : Rumput-rumputan dan leguminosa,
Rumput-rumputan merupakan jenis hijauan yang memiliki batang,akar dan daun yang
sangat baik untuk dicerna oleh ternak, seperti rumput raja, rumput gajah, dan
lain-lain. Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung
dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub
famili, yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae,
tanaman dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tanaman kayu dan
herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980). Hijauan pakan jenis
leguminose (polong-polongan) memiliki sifat yang berbeda dengan
rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose
memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya
penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi
bagi ternak, disampingnya juga untuk memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983).
Usaha ternak
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan
meningkatkan indeks pembangunan masyarakat melalui peningkatan gizi yang
dihasilkan dari ternak yang segar dan sehat. Oleh karena ittu ketersediaan
tanaman pakan ternak sangat bermanfaat bagi para peternak dan ternaknya secara
khusus dan bermanfaat bagi masyarakat luas umumnya.
Dari rumusan tersebut
sebetulnya sudah jelas bahwa pemuliaan pakan hijaun ternak merupakan titik
perhatian dalam penelitian, maka perlu dilakukan usaha strategis pengembangan
tanaman pakan ternak dengan budidaya pakan, pemupukan, dan / atau bahkan
mencampurkan dengan zat-zat mikroorganisme baru dari hasil penelitian, guna
untuk memaksimalkan tanaman pakan ternak pada lahan sekitarnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah :
·
Agar Praktikan mampu membedakan jenis-jenis hijauan (rumput-rumputan dan
leguminosa)
·
Agar Praktikan mengetahui bentuk-bentuk eksterior dan karakteristik dari
jenis-jenis hijauan (rumput-rumputan dan leguminosa)
1.3 Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum ini
adalah :
·
Diharapkan Praktikan dapat membedakan jenis-jenis hijauan
(rumput-rumputan dan leguminosa) yang cocok digunakan untuk pakan
masing-massing ternak yang berbeda (ternak ruminansia dan non-ruminansia).
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi Praktikum
Adapun Materi dari Praktikum ini
adalah :
A.
Alat-alat Praktikum
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·
Bolpoin
·
Kertas / buku
·
Kamera
B. Bahan-bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
Rumput-Rumputan :
·
Rumput Raja (King
Grass)
·
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
·
Alang-Alang (Imperata cylindrica)
·
Rumput Kawat (Lycopedium)
Leguminosa :
·
Gamal (Gliricidia sepium)
·
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
·
Senggon (Albizia chinensis)
2.2 Metode Praktikum
Adapun metode dari praktikum ini adalah :
1. Mengamati tekstur, warna dan bentuk daun dari semua rumput-rumputan dan leguminosa.
2. Kemudian mengamati tekstur,warna dan bentuk batang dari semua rumput-rumputan dan leguminosa.
3. Mencatat semua
hasil pengamatan rumput-rumputan dan leguminosa,
4. Jika sudah dicatat foto
rumput-rumputan dan leguminosa yang sudah diamati.
2.3 Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun Praktikum
ini dilaksanakan pada :
Hari,Tanggal : Rabu,18 Desember 2013
Pukul :
16.00 Wita- selesai
Tempat : Peternakan Sapi milik Ir. Uhud Abdullah, MP. Di Kecamatan Suranadi - Kabupaten Lombok Barat
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Adapun hasil
dari praktikum ini adalah:
Rumput Raja
![]()
Paspalum
|
1. Rumput
raja (King Rase)
·
Tumbuh tinggi
·
Berumpun
·
Warna daun hijau muda agak
kekuningan
·
Batang berbulu
·
Berpelepah
·
Bagian atas daun berbulu halus
·
Pinggir daun tajam
·
Tulang daun putih
·
Sejajar
|
![]()
Rumput Gajah
|
2. Paspalum
·
Daun tidak berbulu
·
Tumbuh berumpun
·
Permukaan daun halus
·
Berdaun telinga dan Berpelepah
·
Batangnya lunak
·
Panjang daun 40-50 cm
|
![]()
Rumput Ruzi (rumput mulato)
|
3. Rumput
gajah
·
Berdaun agak lebar
·
Berdaun kasar
·
Pinggir daun berbulu
·
Pinggir daun bergerigi
·
Berpelepah
·
Batang keras
·
Batangnya berbulu
|
![]()
Panicum
|
4. Ruzi
(mulato)
·
Warna hijau tua
·
Berbulu halus pada batang daun
·
Berkuping daun
·
Tulang sejajar
·
Berstolon
·
Perakaran kuat
·
Rumput gembala
|
![]()
Alang-alang
|
5. Panicum
·
Daun lebar
·
Tidak berbulu
·
Daun kaku
·
Pinggir daun bergerigi
Berdaun teling dan
Tumbuh merumpun
|
![]()
Rumput Kawat
|
6. Alang alang
·
Pinggir daun bergerigi
·
Berdaun lancip
·
Ujung daun tajam
·
Tulang daun sejajar
·
Daunnya tipis memanjang
·
Batangnya lunak
|
![]()
Gamal
|
7. Rumput
kawat
·
Berstolon
·
Daun kecil agak lebar
·
Berdaun tripolia
·
Tumbuh menjalar
·
Daun berwarna hijau
|
![]()
Lamtoro
|
8. Gamal
·
Berdaun majemuk tunggal
·
Tulang daun menyirip
·
Daun berpasangan
·
Daun berjumlah ganjil
·
Warna daun hijau tua
·
Batangnya keras
|
![]()
Sangon
|
9. Lamtoro
·
Berdaun majemuk genap
·
Menyirip ganda
·
Warna daun hijau tua
·
Anak daun ellips agaki oval dan
kecil
·
Panjang dan tumbuh tinggi
·
Berbatang coklat dan berbintik
coklat pada batang
Memiliki tunas daun
|
![]() |
10. Sangon
·
Berdaun majemuk ganda
·
Tumbuh tinggi
·
Daun kecil
·
Bentuk seperti lamtoro
·
Ruas sejajar
Memiliki mata tunas
|
3.2. Pembahasan
Adapun pembahasan dalam praktikum ini adalah:
Hijauan makanan ternak (hmt) merupakan salah
satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi
kehidupan dan kelangsungan populasi ternak. Hijauan makanan ternak terdiri dari
rumput-rumputan dan leguminosa.
Rumput-Rumputan
yaitu :
·
Rumput Raja (King Grass)
Rumput raja adalah jenis rumput baru
yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara
pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides, rumput ini
mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi,
menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Produksi
rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya. Sesuai dengan
pengamatan yang lakukan Rumput raja memilki ciri-ciri yang hampir sama dengan
rumput gajah perbedaan yang terjadi sangat tipis sekali, Dimana Rumput raja
memiliki ciri-ciri yaitu Daun berbulu dan pinggiran daun tajam, Warna hijau,
Bentuk daun panjang dan agak tipis,dimana memiliki tulang daun kecil dan
sejajar.
·
Rumput Paspalum
Tanaman ini berdaun
banyak, rumput tahunan dengan rumpun dan yang tegak, biasanya tinggi kurang
dari 1 m sampai 2 m ketika berbunga. Lebar daun sampai >2,5 cm, mengkilap
dan rapuh, bahkan ketika dewasa. Biji terdapat dalam suatu tandan sederhana
sepanjang 26 cm yang tersusun atas 20 tangkai, panjang bagian bawah sampai 14
cm. Spikelet kira-kira sepanjang 13 mm dan
lebar 2 mm. 250.000-45.000 biji/kg.Sesuai pengamatan yang dilakukan paspalum
berdaun lembut,tidak berbulu,tulang daun tipis dan sejajar.
Penggunaan/pemanfaatan
rumput paspalum ini adalah Digunakan sebagai padang gembala jangka panjang
terbuka atau dibawah pohon. Sifat yang tegak dan mudah dipotong membuatnya
berguna dalam sistem potong angkut, meskipun ujung daun yang tajam dapat
menyebabkan ketidak nyamanan bagi orang yang menanganinya. Berguna sebagai
tanaman baris menahan erosi tetapi cenderung untuk berkompetisi lebih kuat
dengan baris tanaman didekatnya dibanding dengan rumput Vetiver (Vetiveria
zizanioides). Tidak seperti rumput vetiver, tanaman ini dapat diberikan
sebagai pakan ternak. Nilai nutrisi
yaitu Kecernaan bahan kering in vitro dari 50-68%.
Rata-rata PK 11%. Disukai oleh ternak sapi, kerbau, kuda, ikan dan babi (Susetyo, 1980).
Rumput paspalum
memiliki Keunggulan dan Keterbatasan. Keunggulan dari rumput ini adalah Mudah
ditanam dan cepat tumbuh,Tumbuh baik pada tanah asam dan basah,Tahan terhadap
banjir,Disukai ternak sapi, kuda dan domba danTahan terhadap penggembalaan
tertutup.sedangkan keterbatasan rumput ini adalah Musim penggembalaan relative
singkat,Dibatasi oleh kondisi air dan Tidak disukai (tidak palatable) jika tanaman
tua.
·
Rumput Gajah
Sesuai pengamatan
yang dilakukan dilapangan , rumput ini tekstur kasar, tajam dan berduri, warna
hijau,bentuk daun lebar,sejajar dan panjang memiliki tulang daun yang besar,
batang tidak terlalu keras dan batang tinggi tegak.
Tanaman ini
merupakan tanaman tahunan yang sangat lebat membentuk rumpun yang besar seperti
bambu, dengan tanaman setinggi 2-3,5 m (sampai 7,5 m) dan bercabang mengarah
keatas, batang berdiameter sampai 3 cm pada pangkal batang. Helai daun panjang
30-120 cm dan lebar 1-5 cm. Menyebar dengan rizoma pendek, berakar dari
buku-buku bawah atau batang yang rebah membentuk akar pada buku-bukunya
membentuk stolon. Bunga dengan spike palsu yang kasar sepanjang 10-30
cm, lebar 1,5-3 cm (tidak termasuk bristles), padat, biasanya berwarna
kuning-coklat. Sistem perakaran yang ekstensif menembus sampai 4,5 m. Sekitar 3
juta spikelet subur atau "biji"/kg.
Rumput Gajah
memiliki keunggulan dan keterbatasan, dimana keunggulannya adalah Produksi
bahan kering tinggi,Sangat disukai, hijauan kualitas tinggi danTahan
kekeringan.sedangkan keterbatasannya atau kekurangannya adalah Memerlukan
kesuburan tinggi,Deawsa dengan cepat, menjadi berbatang (dan keras),Harus
ditanam dengan potongan tanaman dan Rentan suhu beku.
·
Rumput Ruzi
Sesuai pengamatan
yang telah dilakukan Rumput Ruzi adalah daunnya berbulu tebal dan lembut, dan
batang berbulu tebal. Dan juga Tanaman berumpun, tahunan merambat dengan rizoma
yang pendek. Batang berongga tumbuh dari pucuk buku-buku merambat dan rizoma
pendek. Daun panjang sampai 25 cm dan lebar 15 mm. Bunga terdiri dari 3-9
tandan yang relatif panjang (4-10 cm). Berat biji 250.000 biji/kg.
Pemanfaatan
dilakukan diPadang penggembalaan permanen atau semi permanen untuk digembalai
atau dipotong sebagai pakan hijauan dan konservasi. Juga ditanam sebagai
padangan dibawah kebun kelapa. Nilai nutrisi baik - lebih baik disbanding
hampir semua Brachiariaspp. Dengan kadar PK sekitar 7-13%, bahkan
sampai 20%, dengan kecernaan 55-75%. Pada "hay" rumput Ruzi dipotong pada umur 45 hari
setelah tanam di timur laut Thailand, kandungan kecernaan bahan kering in vitro, serat kasar, NDF dan ME adalah masing-masing 61%, 80,5%,
72,8% dan 7,9 MJ/kg(Miles, J.W,1996). Sangat disukai ternak. Tekanan
penggembalaan berat dan selektif dan kebutuhan akan kesuburan tanah yang tinggi
dapat membuat rum put ruzi musnah.
Rumput ini memiliki
keunggulan dan keterbatasan. Dimana keunggulannya adalah Disukai dan kualitas
baik,Produksi biji tinggi dan Tumbuh cepat dari biji atau bagian
tanaman.sedangkan keterbatasannya yaitu Butuh tanah yang subur dan berpengairan
baik,Produksi BK lebih rendah dibanding B. decumbens,Daya tahan
hidup rendah pada tanah tidak subur atau berpengairan buruk,Pertumbuhan musim
kering rendah dan Sangat rentan terhadap spittle bug.
·
Rumput Panicum
Spesies tanaman yang
bervariasi, berumpun dengan lepas atau padat, berizoma pendek, tegak atau
merunduk, berakar pada buku-buku bawah. Helai daun linier sampai lanceolate menyempit. Panicle terbuka.Karena variasi
agronomis, spesies ini diperlakukan menjadi 2 tipe: Tipe Tinggi/sedang (TS) -
berumpun, mencapai tinggi >1,5m dengan bunga;Tipe Pendek (P) - berumpun,
mencapai tinggi <1,5 m dengan bunga. Sesuai pengamatan yang dilakukan rumput
ini berciri-ciri : daun lembut tidak berbulu, tulang daun tebal dan sejajar,
memilki batang tebal dan agak keras.
Nilai Nutrisi
rumput ini IVDMD dari 64% (pertumbuhan kembali 2
minggu) sampai 50% (pertumbuhan kembali 8 minggu). PK dari 6-25%
tergantung pada umur dan suplai N (Bogdan, A.V,1977). P. maximum disukai oleh
ternak gembala, terutama dengan tingginya konsumsi terhadap daun muda. Juga
digunakan sebagai pakan ikan di Vietnam.Rumput ini memiliki keunggulan yaitu
Daun banyak,Pakan kualitas tinggi,Potensi produksi tinggi,Disukai ternak,Cocok
untuk gembala dan potong,Tahan kekeringan dan Tumbuh diawal musim pada beberapa
varitas
·
Alang-alang
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan
nama-nama daerah seperti alalang. Nama ilmiahnya adalah Imperata
cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku Panicoideae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass,
cogongrass, speargrass, silver-spike atau secara umum disebut satintail,
mengacu pada malai bunganya yang berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras,
karena sisi daunnya yang tajam melukai (Soegiri et al., 1982).
Rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, merayap di bawah tanah. Ujung
(pucuk) tunas yang muncul di tanah runcing tajam, serupa ranjau duri. Batang
pendek, menjulang naik ke atas tanah dan berbunga, sebagian kerapkali (merah)
keunguan, kerapkali dengan karangan rambut di bawah buku. Tinggi 0,2 – 1,5 m, di tempat-tempat lain mungkin lebih.Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing,
dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, panjang 12-80 cm, bertepi sangat kasar dan bergerigi tajam,
berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang daun yang lebar dan pucat di
tengahnya. Karangan bunga dalam malai, 6-28 cm panjangnya, dengan anak bulir
berambut panjang (putih) lk. 1 cm, sebagai alat melayang bulir buah bila masak.
·
Rumput Kawat
Rumput Kawat berbeda dengan
rumput yang lainnya dimana rumput kawat ini memiliki batang yang tipis,
memiliki bulu pada batang dan tumbuh menjalar dan daun rumput kawat ini pada
bagian ujungnya runcing/tajam, bentuk daunnya kecil.
Leguminosa :
·
Gamal
Gamal (Gliricidia
sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan
sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah
satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala).[1] Nama-nama lainnya adalah kerside,
gliriside (kolokial), sliridia, liriksidia, sirida (Jw.); cebreng (Su.); kh’è: no:yz, kh’è: fàlangx
(Laos (Sino-Tibetan)); bunga Jepun
(Mly.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); mata raton (Honduras); dan gliricidia, Nicaraguan
coffee shade (Ingg.) (Sutopo, 1985).
Ciri-ciri
Gamal yang telah diamati adalah warna daun hijau, tulang daun menyirip, jumlah
daun ganjil, tektur lembut dan memilki batang yang panjang,keras dan bercabang. Gamal terutama
ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kakao, kopi, teh), atau sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi
pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.Namanya dalam bahasa Indonesia,
gamal, merupakan akronim dari: ganyang mati alang-alang. Bunga-bunga gamal
merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan setelah dimasak.
Daun-daun gamal mengandung banyak
protein dan mudah dicernakan, sehingga
cocok untuk pakan ternak, khususnya ruminansia. Daun-daun dan rantingnya yang
hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk memperbaiki kesuburan tanah.
·
Lamtoro
Lamtoro, petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae
(Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan
atau pencegahan erosi. Berasal
dari Amerika tropis,
tumbuhan ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian
menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Tanaman ini di Malaysia dinamai petai belalang.
Ciri-ciri Lamtoro yang telah
diamati yaitu Pohon atau perdu
memiliki tinggi hingga 20m; meski
kebanyakan hanya sekitar 2-10 m. Percabangannya rendah dan banyak, dengan pepagan berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel.
Ranting-rantingnya berbentuk bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat.]Daunnya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap, siripnya berjumlah
3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal
sirip terbawah; daun penumpu kecil, bentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20
pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16(-21) mm × 1-2(-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal
miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai. Bunganya majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang
berkumpul dalam malai berisi 2-6
bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola
berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12–21 mm, di atas tangkai
sepanjang 2-5 cm. Bunga
kecil-kecil, berbilangan-5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm;
mahkota bentuk solet, lk.
5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas. Buahnya polong berbentuk pita lurus, pipih dan
tipis, 14–26 cm × 2 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan
akhirnya coklat kehijauan atau coklat tua apabila kering jika masak, memecah
sendiri sepanjang kampuhnya. Buah lamtoro mengandung 15-30 biji yang terletak
melintang dalam polongan, berbentuk bulat telur sungsang atau bundar telur
terbalik, dengan warna coklat tua mengkilap yang berukuran 6–10 mm ×
3-4,5 mm. Bijinya mirip petai, namun berukuran lebih kecil dan berpenampang lebih kecil.
Daun-daun dan ranting muda
lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat
ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis
lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat
menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran
lamtoro (jarak tanam 5–8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan
hasil paling ekonomis. Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot
yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30%
lamtoro
(Reksohadiprojo, 1985). Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi
kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan
rambut pada ternak non-ruminansia, seperti kuda dan babi, yang
biasanya diberikan dalam bentuk segar. Selain itu, apabila sapi diberi lamtoro selama 6 bulan terus-menerus, maka si sapi
yang bersangkutan akan mengalami kehilangan rambut, penurunan fertilitas (kesuburan), gangguan pada kelenjar tiroid, dan katarak. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan
biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering. Pada ruminansia, mimosin ini
diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii.
Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.
·
Sengon
Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Di beberapa daerah, pohon ini
dikenal sebagai séngon, singon, sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda
(Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai silk tree,
Chinese albizia; di samping itu, pohon ini juga dinamai: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), dan lain-lain. (Soegiri et
al., 1990)
Memilki ciri ciri seperti
yang telah kami amati yaitu bentuk daun kecil lebih kecil dari lamtoro,tekstur
lembut, pada ujung daun bercabang, memiliki bunga, bunga berwarna hujau
kekuningan, bentuk bunga seperti kupu-kupu. Dan memiliki batang yang keras dan bercabang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah:
1. Rumput-rumputan dan Leguminosa
memiliki manfaat yang sangat penting bagi ternak ruminansia dan non ruminansia.
2. Rumput – rumputan dan Leguminosa
memiliki ciri-ciri yang berbeda dan memiliki kekurangan dan kelebihan yang
berbeda pula.
3. Fungsi Hijauan Pakan bagi Ternak Ruminansia adalah sebagai penggerak
rumen, kandungan serat yang bnyak bagi ternak, kandungan vitamin, dan lain-lain.
4. Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Hijauan yaitu umur tanaman, kesuburan tanah, kualitas
nutrisi, variasi jenis, dan lain-lain
4.2 Saran
Adapun saran
yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:
1.
Semoga praktikum yang akan
datang dosen Pembina bisa memberikan materi praktikum yang lebih cukup dan
memadai.
2.
Tolong saat praktikum
berlangsung Pembina mengawwasi semua praktikan dan memberikan matrix secara
menyeluruh.
3.
Diharapkan kehadiran Pembina
lebih awal dan juga tidak telat.
JIKA ADA KESALAHAN PENULISAN
ATAU KATA-KATA SAYA YANG SALAH, DARI DIRI SAYA PRIBADI MEMOHON MAAF YANG
SEBESAR-BESARNYA.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak
Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Bogdan, A.V. (1977) Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and Legumes). pp. 181-191. (Longman: London and New York).
Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan
Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.
Miles, J.W., Maass, B.L. and do Valle, C.B. (eds) (1996) Brachiaria:
Biology, Agronomy and Improvement. CIAT, Cali,
Colombia.
Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi
Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BFFE. Yogyakarta.
Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih.
CV. Rajawali, JakartaLubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan,
Jakarta.
Komentar
Posting Komentar