LAPORAN KIMIA DASAR







ACARA 1

PENGENALAN ALAT-ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM







ACARA 1
PENGENALAN ALAT-ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

A.    PELAKSANAAN KEGIATAN
a.       Tujuan Praktikum   :   Untuk Memperkenalkan beberapa macam alat-alat yang
                                    sederhana dan bahan-bahan yang sering digunakan di
                                    Laboratorium  Kimia.
b.      Waktu Praktikum    :  Sabtu,1 Desember 2012
c.       Tempat Praktikum  :   Laboratorium Kimia, Fakultas matematika dan Ilmu                                                                                 
                                    Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B.     LANDASAN TEORI
    
 Laboratorium Kimia bagaikan sebuah dapur yang dilengkapi dengan berbagai peralatan baik yang sederhana maupun yang cukup canggih. Alat-alat yang banyak menghiasi Laboratorium Kimia sebagian besar berupa alat-alat gelas yang tentu berbeda dengan alat-alat gelas yang dipergunakan di dapur sebuah rumah tangga. Alat-alat sederhana yang paling banyak digunakan antara lain : Tabung reaksi, Pengaduk gelas, Corong, Pipa bengkok, Gelas Arloji, Gelas ukur, Gelas piala, Erlenmeyer, Labu ukur, pipet, buret, dll.
    
Selain peralatan, yang cukup penting dan harus dikenal oleh pengguna Laboratorium Kimia adalah ketersediaan bahan kimia. Bahan-bahan kimia ini perlu dikenal secara baik sifat-sifat dan manfaatnya serta bagaimana cara menanganinya agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti keracunan, luka bakar, dll.
           
Berbagai bahan kimia seperti basa kuat dan asam kuat harus ditangani dengan menggunakan selop tangan karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit, dan banyak lagi bahan-bahan yang cukup berbahaya yang memerlukan penanganan yang ekstra hati-hati. Pada umumnya pada setiapc kemasan bahan tertulis sifat-sifat dan cara menangani bahan tersebut.









C.    PROSEDUR KERJA

1.      Menyiapkan alat tulis
2.      Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan diamati.
3.      Mengamati, menggambar dan mengetahui kegunaan dari alat-alat sederhana dan bahan-bahan yang telah disediakan pada tiap-tiap meja percobaan dengan mencatat hal-hal yang diperlukan pada hasil pengamatan.

    D. HASIL PENGAMATAN

a.       Pengenalan Alat
No
Nama Alat
Gambar Alat
Kegunaannya
1
Pipet Gondok

Alat untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
2     
Labu Takar

Tempat mengencerkan bahan padatan.
3
Corong

Alat untuk memasukkan larutan ke dalam larutan yang lebih kecil.
4
Tabung Reaksi

Alat yang berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan bahan atau senyawa kimia.
5
Pengaduk atau Spatula

Alat untuk mengaduk bahan kimia berbentuk padatan agar larut dengan sempurna.
6
Gelas Kimia

Tempat atau wadah untuk larutan dan bahan kimia yang berbentuk padatan.
7
Pipet Tetes

Untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
8
Lampu Bunsen

Untuk memanaskan larutan dan untuk membakar senyawa kimia dalam skala Laboratorium.
  9
Erlenmeyer

Tempat melarutkan campuran.
 10
Penjepit

Alat untuk mengambil dan menjepit tabung reaksi.

  b. Pengenalan bahan
No
Nama Bahan
Rumus Molekul
Bentuk/Warna
Sifat-sifatnya
1
Tembaga Sulfat
CuSOɜ
Padatan/Biru
Toksik
2
Asam Asetat
CHÉœCOOH
Larutan/Bening
Korosif
3
Metanol
CHÉœOH
Larutan/Bening
Toksik
4
Asam Klorida
HCl
Larutan/Putih
Korosif
5
Asam Sulfat
H2SO3
Larutan/Putih
Korosif
6
Kalsium Hidroksida
Cu(OH)2
Larutan/Putih
Korosif
7
Natrium Hidroksida
NaOH
Padatan/Kristal Putih
Toksik
8
Tembaga
Cu
Padatan/Kuning
Toksik
9
Natrium Sulfat
Na2SOɜ
Padatan/Putih
Korosif
10
Iodium
I2
Padatan/Hitam
Korosif


E. PEMBAHASAN
           
Jika seseorang ingin mengetahui sesuatu melalui pengamatan, tidak akan berhasil baik apabila pengamatan yang dilakukan tanpa melalui langkah atau metode yang terencana dan sistematis. Pengamatan dan percobaan sering dilakukan di laboratorium. Di dalam laboratorium terdapat beberapa jenis alat dan bahan, serta perlengkapan laboratorium lainnya. Pengadaan alat dan bahan harus diperlakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan alat dan bahan laboratorium didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.

Alat adalah suatu benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktikum, eksperimen dan penelitian. Bahan adalah suatu benda yang diteliti atau di uji dalam praktikum.

Untuk mencegah terjadinya bahaya dari alat dan bahan yang digunakan, maka perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini :
a)      Biasakan membawa peralatan yang terbuat dari kaca dengan sikap vertikal dengan menggunakan kedua tangan, dan jangan dijinjing.
b)      Gunakan pipet isap atau tekan karet dengan pijitan.
c)      Jangan menengok isi tabung reaksi dari arah lubang, terutama ketika atau selesai dipanaskan.
d)     Jamgan menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang atau telah dipanaskan kea rah tubuh orang lain.
e)      Pahami secara benar dalam memperlakukan bahan-bahan terutama bahan kimia.
f)       Jangan meletakkan botol yang berisi bahan kimia langsung terkena sinar matahari.
        Terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia antara lain :
a)      Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif. Asam sulfat dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata, dan dapat merusak pakain.
b)      Etanol (C2HÉœOH)
Etanol sering disebut alcohol. Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan digunakan sebagai pelarut,
c)      Formalin 40% (HCHO)
Formalin bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin sering digunakan untuk pembunuh hama.
d)     Kloroform (CHCIÉœ)
Kloroform merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Kloroform sering digunakan sebagai obat bius dalam laboratoaium.
e)      Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hideoksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan berbahaya yang dapat menyebebkan luka bakar pada kulit dan mata.
f)       Natrium klorida (NaCl)
Natrium klorida merupakan zat padat bewarna putih, berbentuk Kristal. Natrium klorida disebut juga garam dapur.

Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan kimia yang bersifat berbahaya. Agar dapat dikenali, maka diberi symbol. Simbol yang diberikan menunjukkan sifat dari bahan kimia yang terdapat di dalamnya.

F.  PENUTUP
Simpulan :
         Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam laboratorium kimia terdapat berbagai peralatan praktikum, Setiap alat-    alat praktikum memiliki fungsi masing-masing.
                   2. Dalam laboraturium kimia juga terdapat berbagai bahan kimia yang digunakan
                   untuk praktikum. Bahan-bahan kimia tersebut memiliki sifat-sifat kimia dan
                   sifat-sifat fisika tesendiri sehingga dalam memperlakukannya pun berbeda-beda.
 
   
                                       











ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI









ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Tujuan Praktikum    :    
        1) Untuk mempraktikkan dan mempelajari cara-cara pembuat larutan  dengan        
             konsentrasi tertentu dari bahan padat seperti NaOH pellet.
        2) Untuk membuat berbagai konsentrasi larutan dari larutan induk yang telah
            diketahui konsentrasinya.
b. Waktu Praktikum    :   Sabtu,1Desember 2012
            c. Tempat Praktikum   :   Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
                             Pengetahuan  Alam, Universitas mataram.

B. LANDASAN TEORI
                   
              Suatu larutan adalah campuran homogeny dari molekul-molekul, atom-atom   atau ion-ion dari dua atau lebih substansi yang berbeda atau suatu larutan adalah campuran                                                  homogen yang stabil dari dua atau lebih substansi yang saling berdiri sendiri. Zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Pelarut atau solvent ialah salah satu substansi dalam larutan, biasanya yang berlebihan sedangkan zat terlarut atau solute adalah substansi lainnya (Aminah, 1986).                            

             Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: Bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indicator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami (Sugiyarto, 2008).

            Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan, yang semuanya dinyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut (larutan). Dengan demikian, setiap system konsentrasi harus menyatakan butir-butir berikut : (Petrucci, 1985).
a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
b. Kuantitas kedua dapat berupa pearut atau larutan keseuruhan
c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua






C. ALAT DAN BAHAN
   
  1. Alat Praktikum
    a. Timbangan Analitik
    b. Labu ukur 50 ml dan 100 ml
    c. Pipet tetes
    d. Gelas kimia
    e. Pipet ukur
    f. Pipet gondok


     2. Bahan Praktikum
    a. NaOH pellet
    b. Aquades
    c. Larutan HCl 1 M
D. PROSEDUR  KERJA
  1. Menyiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
  2. Menghitung berapa gram NaOH yang harus ditimbang kemudian dilarutkan kedalam labu takar  100 ml.
  3. Setelah dihitung masing-masing berapa gram NaOH yang dibutuhkan, timbanglah berat NaOH tersebut berdasrkan perhitungan itu menggunakan timbangan analitik.
  4. NaOH hasil penimbangan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan Aquades sedikit demi sedikit sampai tanda batas untuk melarutkannya.
  5. Kemudian membuat larutan dari larutan induk HCl 1 M
  6. Menghitung berapa ml HCl 1M yang harus di ambil.
  7. Setelah memperoleh berapa ml larutan HCl 1 M yang harus diambil, kemudian ambil tersebut dengan pipet ukur atau pipet gondok.
  8. Masukkan kedalam labu ukur yang volumenya sesuai dengan ml larutan yang dibutuhkan dan diencerkan dengan sampai tanda batas.





E. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan pembuatan larutan dengan bahan NaOH
NO
ml Larutan
Molaritas NaOH
Gram NaOH
1
50 ml
0,2
0,4 gram
2
50 ml
0,1
0,2 gram
3
100 ml
0,1
0,4 gram


b. Hasil pengamatan pembuatan larutan dengan bahan HCl
No
Larutan yang akan dibuat
ml HCl 1M  yang dibutuhkan
1
50 ml HCl 0,1 M
5 ml HCl
2
50 ml HCl 0,1 M
2,5 ml HCl
3
100 ml HCl 0,01 M
0,5 ml HCl


F. ANALISA DATA
  1. Hasil pengamatan pembuatan larutan dengan bahan NaOH
·         Diketahui : 
a)      ml larutan = 50 ml
b)      Molaritas NaOH = 0,2 M
c)      Mr NaOH = 40
·         Ditanya :
a)      Gram NaOH ?
·         Jawab :
Gram NaOH = M x V x Mr NaOH
                      = 0,2 x 0,05 x 40
                      = 0,4 gram NaOH

·         Diketahui :
a)  ml larutan  = 50 ml
b)  Molaritas NaOH = 0,1 M
c)  Mr NaOH = 40
·         Ditanya :
a) Gram NaOH ?

·         Jawab :
            Gram NaOH = M x V x Mr
                                  = 0,1 x 0,05 x 40
                                  = 0,2 Gram NaOH
·         Diketahui :
a) ml larutan = 100 ml
b) Molaritas NaOH = 0,1 M
c) Mr NaOH = 40
·         Ditanya :
a) Gram NaOH ?
·         Jawab :
Gram NaOH = M x V x Mr
                      = 0,1 x 0,1 x 40
                      = 0,4 Gram NaOH
         


           B. Hasil pengamatan pembuatan larutan dengan bahan HCl
·         Diketahui :
M1 = 2
M2 = 0,2 M
V2 = 50
·         Ditanya :
a.       V1 ?
·         Jawab :
M1 x V1 = M2 x V2
    2 x V1 = 0,2 x 50
      V1 = 0,5 ml
·         Diketahui :
M1 = 2
M2 = 0,1
V2 = 50
·         Ditanya :
a. V1?
·         Jawab :
M1 x V1 = M2 x V2
    2 x V1 = 0,1 x 50
          V1 = 2,5 ml
·         Diketahui :
M1 = 2
M2 = 0,01
V2 = 100

·         Ditanya :
a. V1 ?
·         Jawab :
M1 x  V1 = M2 x V2
    2 x V1 = 0,01 x 100
           V1= 0,5 ml 

G. PEMBAHASAN 
            Pada percobaan pembuatan larutan dengan bahan-bahan dan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padat seperti NaOH pelet dan HCl dengan cara mencari terlebih dahulu berapa gram bahan-bahan tersebut dibutuhkan dalam pembuatan larutan yang dibutuhkan.  
Banyak ilmu kimia melibatkan senyawa-senyawa dalam larutan. Pemahaman mengenai kimia larutan tidak hanya penting pada kimia umum, tetapi juga pada ilmu-ilmu kesehatan, analisis kualitatif dan kuantitatif, serta banyak system biologi.
            Suatu larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih. Biasanya, gas atau zat padat larut dalam zat cair. Zat cair tempat suatu senyawa larut adalah solvent. Zat larut dalam zat cair adalah solute. Anggaplah suatu larutan dibuat dengan melarutkan garam dalam air. Garam adalah solute dan air adalah solvent.
            Satuan konsentrasi Molalitas(M) sangat sering dipergunakan untuk menyatakan banyaknya solute. Molaritas adalah banyaknya mol solute per liter larutan atau dengan kata lain banyaknya mol solute yang terdapat dalam 1 L solvent.
            Sedangkan Molalitas adalah banyaknya mol solute per kilogram pelarut. Jika dua mol solute dilarutkan dalam 1 kg air, Molalitasnya adalah 2 Molal. Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat yang tergantung dari jumlah partikel dalam larutan.     
            Normalitas adalah banyaknya mol ekuivalen per liter larutan. Satu ekuivalen suatu asam adalah satu mol ion-ion H+ dan satu ekuivalen suatu basa adalah satu mol ion-ion OH-.
            Pembuatan larutan standar kadang-kadang dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah tersedia. Misalnya sebelum membuat larutan standar HCl 0,2 M dari larutan HCl 1 M, tentukan dulu berapa ml larutan standar HCl 0,2 M yang dibutuhkan dan berapa ml larutan asli HCl 1 M yang harus diencerkan dengan persamaan :
                        V1 x M1 = V2 x M2
Keterangan : V1 = Volume larutan asli yang dibutuhkan
                     M1 = Molaritas larutan asli
                     V2 = Volume larutan yang akan dibuat
                     M2 = Molaritas larutan yang akan dibuat
                                         
H.  PENUTUP
Simpulan :
                   Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.  Larutan merupakan campuran homogen dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent).
2. Pembuatan larutan standar dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah tersedia.













DAFTAR PUSTAKA

Aminah Sahidu, Sitti. 1986. ILMU KIMIA DASAR JILID 1. Mataram : Unram
Petrucci, Ralph, H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta : Erlangga
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasonal

























ACARA III

STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN













ACARA III
STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN


A.    PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a)      Tujuan Praktikum :      Untik mempraktikkan bagaimana cara
                                     memisahkan suatu endapan hasil suatu reaksi
                                     dengan teknik penyaringan dan menghitung              
                                     persentase endapan yang dihasilkan   
                                     berdasarkan reaksi stoikiometrinya.          
a)      Waktu Praktikum  :     Sabtu,24 November 2012
b)      Tempat Praktikum :     Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan
                                     Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.



B.     LANDASAN TEORI

Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani “stoicheion” artinya unsur. Dari literatur, stoikiometri artinya mengukur unsur-unsur. Istilah ini umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran yang lebih luas. Dan meliputi zat pencampuran kimia. Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut reaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan atau timbulnya gas (Petrucci, 1987).

Proses pembuatan hitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan persamaan-persamaan berimbang dirujuk sebagai Stoikiometri( Dari kata Yunani : Stoicheion, yang berarti unsur dan metria atau ilmu pengetahuan) (Keenan, 1984).

Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang ditandai dengan berubahnya suatu zat menjadi zat lain. Bidang kimia yang mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam suatu senyawa atau reaksi disebut stoikiometri (bahasa Yunani: stoicheion, unsur dan metrain mengukur) (Syukri, 1999).

C.    ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.      Alat-alat praktikum
·         Pipet ukur
·         Tabung reaksi
·         Timbangan analitik
·         Corong
·         Erlenmeyer
·         Gelas pengaduk
·         Oven

2.      Bahan praktikum
·         Larutan Pb Asetat
·         Larutan H2SOÉœ
·         Kertas saring
·         Aquades
                       
D.    PROSEDUR KERJA

Dalam percobaan ini akan direaksikan Pb Asetat dengan H2SO4 sehingga menghasilkan suatu endapan dan endapan inilah yang akan disaring atau dipisahkan.
1)      Menyiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
2)      Menyipkan 5 ml Pb asetat dan masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml H2SO4 1M.
3)      Mengamati endapan yang terjadi, dan kemudian mencatat warna endapan tersebut.
4)      Siapkan kertas saring yang berbentuk lingkaran dan timbang beratnya, lipat menjadi setengah dan dilanjutkan menjadi seperempat dan lipat sekali lagi.
5)      Masukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan basahi sedikit dengan air suling sehingga melekat pada dinding corong.
6)      Pasanglah corong yang berkertas saring itu di atas Erlenmeyer untuk menampung fitratnya atau air cuci.
7)      Tuangkan larutan yang akan disaring ke dalam corong yang sudah berkertas pengaduk tadi, penuangan dilakukan dengan bantuan gelas pengaduk yaitu dengan memegangnya tepat pada mulut tabung reaksi/atau gelas piala yang dipergunakan (hal ini dilakukan agar tidak ada cairan yang jatuh di luar kertas saring. Penuangan harus hati-hati dan sedikit-demi-sedikit).
8)      Bilas tabung reaksi dengann aquades dan tuangkan lagi ke dalam corong.
9)      Keringkan kertas saring beserta endapannya di dalam oven dan setelah kering dinginkan dan ditimbang.




E.     HASIL PENGAMATAN
·         Reaksi Pengendapan
No
Reaksi
Hasil
1
Pb(CHÉœCOO)2+H2SO4 
PbSO4+(CHÉœCOOH)2

F.     ANALISA DATA
·         Persentase hasil reaksi berdasarkan stoikiometrinya
·         Rumus : Massa reaksi sesudah dipanaskan dibagi Massa sebelum dan dikali 100%
·         Diketahui : Massa sebelum = 1,37
                                           Massa sesudah  = 0,60
·         Ditanya : Persentase hasil ?
·         Jawab : Massa sesudah/Massa sebelum X 100%
= 0,60/1,37 X 100%
= 43,79


G.    PEMBAHASAN

  Pada percobaan reaksi pengendapan ini kita mengetahui bagaimana
            terjadinya reaksi pengendapan tersebut setelah melakukan percobaan-      
            percobaan di atas. Untuk mengetahui jumlah zat yang bereaksi baik dalam   
            satuan mol maupun dalam satuan berat yaitu perlu mempelajari stoikiometri.  
                          
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoicheion, artinya unsur. Dari literatur, stoikiometri artinya mengukur unsur-unsur. Istilah umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran yang lebih luas dan meliputi perhitungan zat dan campuran kimia. 
           
            Pada berbagai reaksi kimia sering disertai dengan terbentuknya endapan sebagai hasil reaksi. Suatu pereaksi ialah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah selama suatu reaksi kimia. Suatu hasil reaksi ialah zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi. Suatu persamaan kimia (Persamaan kimia berimbang) menunjukkan rumus pereaksi, kemudian suatu anak panah, dan lalu rumus hasil reaksi, dengan banyaknya atom tiap unsur di kiri dan di kanan anak panah sama.

Endapan yang terjadi biasanya dipisahkan dari hasil reaksi yang berupa cairan melalui tehnik dekantasi, centrifuge, dan penyaringan. Penyaringan adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari larutan. Stoikiometri dari suatu reaksi sangat perlu dipelajari untuk mengetahui jumlah zat yang bereaksi baik dalam satuan mol maupun dalam satuan berat. Jumlah zat yang bereaksi secara teoritis dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan hasil yang sebenarnya.



H.    PENUTUP

                  Simpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksankan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Pencampuran antara Pb asetat dan H2SO4 dapat mengahasilakn endapan yang berwarna putih.
2.      Suatu endapan dapat dipisahkan dengan cairan yang mengendapkannya dengan cara menyaring cmpuran tersebut dengan menggunakan tekhnik penyaringan.
3.      Tiap endapan yang terjadi terhadap suatu pencampuran dapat di hitung persentasenya dengan memperhitungkan jumlah mol dan massa zat.

























   DAFTAR PUSTAKA

Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph, H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta : Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB

























ACARA IV

MENGHITUNG DAN MENGUKUR pH ASAM DAN BASA KUAT











ACARA IV
MENGHITUNG DAN MENGUKUR pH ASAM DAN BASA KUAT

A.    PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a.       Tujuan Praktiku      :    Untuk Menghitung dan mengukur pH berbagai
                                     Konsentrasi larutan asam kuat dan basa kuat.
b.      Waktu Praktikum    :   Sabtu,1 Desember 2011
c.       Tempat Praktikum   :   Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
                                     Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B.     LANDASAN TEORI

Secara kimia asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hirogen
 (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hydrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH־). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu electron pada saat dimasukkan ke dalam air (Sugiyarto, 2008).

Asam dan basa atau (alkali) sudah dikenal sejak zaman dahulu. Ha ini dapat
 Dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat HÉœCCOOH. Istilah alkali diambil dari bahasa Arab untuk abu. Juga sudah diketagui paling tidak selama tiga abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci, 1985).
           
            Definisi yamg pertama dan yang paling sederhana untuk asam dan basa adalah definisi Arrhenius. Asam, menurut Arrhenius, adalah suatu zat yang terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan H+. Basa, menurut Arrhenius, adalah suatu zat yang terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan OH-. Definisi asam dan basa ini diperbaiki oleh definisi asam-basa Bronsted dan Lewis yang lebih bermanfaat (Bresnick, 2002).


C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat-alat praktikum
·         pH meter
·         Timbangan analitik
·         Labu ukur 50 ml
·         Pipet ukur
·         Gelas kimia
·         Botol semprot
·         Pipet tetes

2.      Bahan Praktikum
·         NaOH Pelet
·         HCl 1 M
·         Aquades
·         Kertas pH universal


D.    PROSEDUR KERJA
1.  Menyiapkan alat tulis
2.  Menyiapkan alat – alat dan bahan praktikum.
3.  Membuat masing-masing larutan sebagai berikut :
·         50 ml 0,2 M HCl
·         50 ml 0,1 M HCl
·         100 ml 0,01 M HCl
·         50 ml 0,2 M NaOH
·         50 ml 0,1 M NaOH
·         100 ml 0,1 M NaOH
2.  Setelah pembuatan larutan kemudian dicek pHnya dengan kertas pH universal    
     atau pH meter.
3.  Kemudian setelah melakukan pengecekan, catat pH masing-masing larutan  
     tersebut.


E.     HASIL PENGAMATAN
NO
Larutan yang di uji
pH teoritis (perhitungan)
pH hasil 1percobaan
1
50 ml 0,2 M HCl
0,7
1
2
50 ml 0,1 M HCl
1
1
3
100 ml 0,01 M HCl
2
1
4
50 ml 0,2 M NaOH
13,30
14
5
50 ml 0,1 M NaOH
13,0
13
6
100 ml 0,1 NaOH
13,0
13



F.      ANALISA DATA
1. Menghitung pH larutan 50 ml 0,2 M HCl
    Rumus: pH = -log [ H+]
    pH = -log 0,2 = 0,7
            2. Menghitung pH larutan 50 ml 0,1 M HCl
                pH = -log 0,1 = 1
            3. Menghitung pH larutan 100 ml 0,01 M HCl
                pH = -log 0,01 = 2
            4. Menghitung pH 0,2 M NaOH
                Rumus: pH= 14-pOH
                           pOH= -log [OH־]
                 pH= 14-(-log 0,2) = 13,30
           
            5. Menghitung pH 0,1 M NaOH
                pH= 14-(-log 0,1) = 13,0
            6. Menghitung pH 0,1 M NaOH
                pH= 14-(-log 0,1) = 13,0

G.    PEMBAHASAN
            Pada percobaan ini dilakukan penghitungan dan pengukuran pH larutan asam dan basa kuat yang sudah dibuat. Asam dan basa umumnya dapat diklasifikasikan menjadi asam, basa kuat dan asam, basa lemah, untuk menunjukkan perkiraan tingkat ionisasi dan yang termasuk asam kuat antar lain asam chloride ( HCl), asam bromida (HBr), asam nitrat (HNO3), asam perchlorat(HClO4), asam sulfat (H2SO4).

            Asam dan basa kuat terdisosiasi sempurna dalam larutan dengan pelarut air. Asam kuat : HX + H2O→HÉœO+ + X־ 
Basa kuat : YOH→Y+ + OH־         

            Jika reksi-reaksi disosiasi berlangsung sempurna, tidak ada konsentrasi HX atau YOH yang dapat diukur ; semua asam atau basa telah terdisosiasi sempurna. Konsentrasi HÉœ O+ atau OH־ sama dengan konsentrasi awal dari asam atau basa.
            Perhitungan pH larutan yang mengandug suatu asam dan basa konjugasinya yang berasal dari sumber lain, atau basa dan asam konjugasinya yang berasal dari sumber lain, tidak akan sulit lagi dibandingkan perhitungan lainnya. Perbedaan utamanya ialah konsentrasi awal kedua jenis zat tersebut mempunyai nilai yang tidak sama dengan nol. Dalam larutan yang tidak pekat, (derajat pengionan) asam atau basa kuat sangat besar sehingga dianggap = 1.


H.    PENUTUP
     Simpulan :
                   Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
     1.  pH teoritis asam dan basa berbeda dengan pH hasil percobaan.
     2. Asam dan basa kuat dapat terionisasi sempurna dalam air.











DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen. 2002. INTISARI KIMIA UMUM. Jakarta : Hipokrates
Petrucci, Ralph, H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta : Erlangga
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasonal

























ACARA V

IDENTIFIKSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK







ACARA V
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

A.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM
               a)  Tujuan Praktikum   :   Mengidentifikasi sifat reduksi dan non reduksi   
                                      karbohidrat dan reaksi hydrolisa disakarida dan  
                                      polisakarida, Uji sifat-sifat protein ternasuk    
                                      denaturasi, kelarutan dan pengendapan serta uji    
                                      lemak meliputi kelarutan serta reaksi penyabunan.
              b)   Waktu praktikum   :   Sabtu, 24November 2012
.             c)   Tempat praktikum  :   Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan  
                                                        Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B.  LANDASAN TEORI
           
          Gula sederhana dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan gula sederhana disebut karbohidrat. Aslinya nama karbohidrat digunakan karena komposisi kebanyakan gula, pati, dan selulosa berpadanan dengan hidrat hipotetis dari karbon, harga x dan y dapat berjangka antara tiga sampai ribuaan. Pada umumnya, semua karbohidat disebut sakarida ( Yunani, sakcharon, gula). Pembahasan akan dibatasi pada zat berikut : (1) Monosakarida yang tidak dapat dihidrolisis; (2) Disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida; (3) Polisakarida yang membentuk banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis (Keenan, 1984).
            
           Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon ( 50-55%), hydrogen ( ± 17 %). Banyak pula protein yang mengandung belerang(S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein yang lainnya mengandung unsure logam seperti tembaga dan besi. Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efisien dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu asam lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram. Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (Yazid, 2006)

.

          Protein merupakan polipeptida besar yang terdapat dalam semua jasad hidup.Berbagai jenis protein memiliki runtutan asam aminonya sendiri-sendiri. Sifat protein bergantung pada komformasi rantai protein itu : yaitu bagaimana rantai asam amino meliputi dan menata diri dalam ruang (Staley, 1992).


           C. ALAT DAN BAHAN
     1. Alat-Alat Praktikum
a. Tabung reaksi
b. Pipet ukur
c. Pipet volume
d. Penjepit
e. Gelas pengaduk
f. Pipet tetes
g. Pembakar spritus
h. Erlenmeyer
i. Beaker glass
j. Waterbath

    2. Bahan-bahan praktikum
          a. Glukosa, Fruktosa, Arabinosa
          b. Sukrosa dan maltose
          c. Reagen benedict
          d. Amilum
          e. HCl pekat
          f. NaOH
          g. Iodium
          h. Amonium Sulfat
          i. Alkohol 96%
          j. Bensin
          k. Eter
          l. Buffer Asetat 1M(pH 4,7)
          m. Etanol 95%
          n. Asam asetat
          o. NaOH 0,1 M dan 1N
          p. HCl 0,1 M dan 1N
          q. Minyak goring
          r. Mentega
          s. Larutan protein


D. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat tulis
2. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
3. Melakukan percobaan uji karbohidrat, protein dan lemak.
 CARA KERJA UJI KARBOHIDRAT
a)      Benedict tes ( larutkan 173 gram natrium citrate dan Na2CO3 Unhydrous dalam 800 ml air dan panaskan, saring jika keruh. Larutkan 17,3 g CuSO4 hydrat dalam 100ml air dan tambahkan secara perlahan pada larutan pertama sambil diaduk, tambah air sampai menjadi 1 liter
·         Masing-masing sebanyak dua ml larutan benedict dimasukkan kedalam empat tabung reaksi berlabel ( glukosa, Fruktosa, Sukrosa, dan amilum), kemudian tambahkan 2 tetes karbohidrat tersebut.
·         Dipanaskan dalam waterbath selama 2 menit dan amati apa yang terjadi.
b)      Hydrolisa disakarida
·         Larutan sukrosa 2% diambil masing-masing sebanyak 3 ml dan dimasukkan pada 2 tabung reaksi berlabel.
·         Pada tabung reaksi no.1 ditambahkan 3ml air dan 3 tetes HCl pekat.
·         Panaskan tabung tersebut pada air mendidih selama 5 menit
·         Dinginkan dalam suhu ruang dan netralkan dengan 1 M NaOH, tambahkan reagen benedict yang hanya berisi sukrosa
·         Bandingkan dengan tabung reaksi nomer 2 yang hanya berisi sukrosa + air + reagen benedict, tuliskan simpulannya.
c)      Hidrolisa polisakarida
·         Larutan Amilum 2% masing-masing sebanyak 3 ml ditempatkan pada 2 tabung reaksi yang berbeda.
·         Tabung no.1 ditambahkan 3 tetes HCl pekat kemudian dipanaskan. Ambil 1 tetes dan dimasukkan dalam piring porselin yang berisi Iodium. Mengamati apa yang terjadi.
·         Sisa larutan dinetralkan dengan NaOH 1M dan ditambah reagen benedict selanjutnya dipanaskan kembali dan diamati, bandingkan dengan tabung no.2 yang hanya berisi amilum dengan Iodium. Menuliskan simpulannya.
CARA KERJA PROTEIN
  • UJI PENGENDAPAN DENGAN ALKOHOL
1)      Menyediakan tabung reaksi dan isi masing-masing 5 ml larutan protein.
2)      Ke dalam tabung 1 : tambahkan 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95%
3)      Ke dalam tabung 2 : 1 ml NaOH 0,1  M dan 6 ml etanol 95%
4)      Ke dalam tabung 3 : 1 ml buffer asetat dan 6 ml etanol 95%
5)      Mengamati tabung mana yang tidak larut.

  • UJI DENATURASI PROTEIN
1)      Menyediakan 3 tabung reaksi masing-masing dengan 9 ml larutan protein.
2)      Ke dalam tabung satu tambahkan 1 ml HCl 0,1 M
3)      Ke dalam tabung dua 1 ml NaOH 0,1 M
4)      Ke dalam tabung tiga 1 ml buffer asetat
5)      Tempatkan ketiga tabung ke dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada temperautur kamar.
6)      Mengamati ke dalam tabung mana terjadi endapan
7)      Melakukan percobaan yang sama dengan di atas terhadap tabung 1 dan 2 dengan menambahkan 10 ml buffer asetat.

CARA KERJA UJI LEMAK
a)  Penyabunan Lemak
1.      5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker glas kemudian ditambahkan NaOH 1N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70˚C sebanyak 5x0,142 g = 1,71g ( yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1 N NaOH ). Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sabun, yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1N dan amati apa yang terjadi.
2.      Ke dalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96% dan amati apa yang terjadi.                                                                                                 

E.  HASIL PENGAMATAN
  1. Uji karbohidrat
  • Benedict tes
Tabung reaksi
Jenis karbohidrat
Indikator Benedict
1
Glukosa
Warna tidak berubah
2
Fruktosa
Warna berubah
3
Sukrosa
Warna berubah
4
Amilum
Warna tidak berubah

  • Hydrolisa disakarida
Tabung No
Sukrosa
HCl pekat
Benedict
Indikator
1
3 ml
3 tetes
1 ml
_
2
3 ml
_
1 ml
Warna berubah

  • Hydrolisa polisakarida
Tabung No
Amilum
HCl pekat
Benedict
Indikator
1
3 ml
3 tetes
1 ml
Warna berubah
2
3 ml
_
1 ml
Warna berubah







  1. UJI PROTEIN
  • Uji pengendapan dengan alkohol
Tabung Nomor
Reaksi
Hasil
1 (5 ml protein)
1 ml HCl 0,1 N
6 ml etanol 95%
Terjadi pengendapan
2 (5 ml protein)
1 ml NaOH 0,1 N
6  ml etanol 95%
Terjadi pengendapan
3 (5 ml protein)
1  ml buffer asetat
6  ml etanol 95%
Sedikit terlarut

  • Uji Denaturasi protein
Tabung Nomor
Pereaksi
Hasil
1 (9 ml protein)
1 ml HCl 0,1 N
Terjadi pengendapan
2 (9 ml protein)
1 ml NaOH 0,1 N
Tidak terjadi pengendapan
3 (9 ml protein)
1 ml buffer asetat
Terjadi pengendapan

Tabung
Pereaksi
Hasil
1 ( Hasil a)
10 ml buffer acetat
Warna tidak berubah
2 ( Hasil a)
10 ml buffer asetat
Warna berubah







  1. UJI LEMAK
  • Penyabunan lemak
Tabung
NaOH 1 N
Pemanasan
HCl 0,1 N
Hasil
1
42 ml
30 menit
5 ml
Larut

F.   ANALISA DATA
  • UJI KARBOHIDRAT
a. Benedict tes
Setelah membuat larutan dengan jenis-jenis karbohidrat tertentu dan ditambahkan       dengan 2 ml larutan benedict, ada yang terjadi perubahan warna dan ada yang tidak terjadi perubahan warna dari warna sebelumnya.
               1.  Pada larutan glukosa, setelah diamati tidak terjadi perubahan warna
               2.  Pada larutan fruktosa, setelah diamati terjadi perubahan warna, dari warna ungu
        bening menjadi warna orange.
   3.  Pada larutan sukrosa, setelah diamati terjadi perubahan warna, dari warna ungu 
        Bening menjadi warna orange.
   4.  Pada larutan amilum setelah diamati, tidak terjadi perubahan warna
b. Hydrolisa disakarida
Setelah membuat larutan dengan 2 tabung yang diberi perlakuan berbeda  didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
          1. Pada tabung pertama yang ditambahkan larutan benedict dan HCl pekat 3 tetes,                ternyata tidak terjadi perubahan warna.
          2. Pada tabung kedua, yang tidak ditambahkan HCl pekat, terjadi perubahan warna               dari warna biru bening menjadi hijau bening




c. Hidrolisa Polysakarida
Setelah membuat larutan dengan 2 tabung yang diberi perlakuan berbeda  didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Pada tabung pertama yang ditambahkan larutan benedict dan HCl pekat 3 tetes,                   terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru tua.
2. Pada tabung kedua, yang tidak ditambahkan HCl pekat, terjadi perubahan warn    dari warna bening menjadi biru bening.

  • UJI PROTEIN
a. Uji pengendapan dengan alkohol
Setelah membuat larutan dengan 5 ml larutan protein yang ditambah dengan jenis bahan yang berbeda pada tiap tabung, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut :
            1. Pada tabung pertama, 1 ml HCl 0,1 N dan 6 ml etanol 95%, terjadi pengendapan
            2. Pada tabung kedua, 1 ml NaOH 0,1 N dan 6  ml etanol 95%, terjadi pengendapan
            3.  Pada tabung ketiga,1 ml buffer asetat dan 6 ml etanol 95%, sedikit terjadi                         pengendapan.
            b. Uji denaturasi protein
Setelah membuat larutan dengan 9 ml larutan protein dan ditambahkan bahan-bahan kimia yang berbeda antara tabung 1, 2 dan 3 kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit lalu didinginkan.                                                                        
1. Pada tabung percobaan nomor 1, yang ditambahkan 1 ml HCl 0,1 M terjadi pengendapan dan warna berubah dari warna kuning cair menjadi warna putih beku.
2. Pada tabung percobaan nomer 2, ditambahkan NaOH 0,1 M tidak terjadi pengendapan dan tidak terjadi perubahan warna.
3. Pada tabung percobaan nomer 3, ditambahkan Buffer asetat, terjadi pengendapan dan perubahan warna kuning cair berubah menjadi warna putih.




  • UJI LEMAK
a. Penyabunan lemak
Setelah 5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker gelas kemudian ditambahkan NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70˚ C sebanyak 5 x 0,142 g = 1,71 g menghasilkan sabun.
Sabun hasil pemanasan tersebut kemudian ditambahkan dengan HCl 1 N kemudian diamati dan diketahui hasilnya tidak larut.
Kemudian dilakukan pemanasan berikutnya dengan mencampurkan sabun, HCl dan alkohol 96% sehingga hasilnya larut.  


G.  PEMBAHASAN
            Pada percobaan ini kita dapat mengidentifikasi sifat reduksi dan non reduksi karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat Cn(H2O)m.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa. Fungsi Karbohidrat bagi manusia adalah sebagai sumber energi sedangkan bagi tumbuhan ; amilum sebagai cadangan makanan, sellulosa sebagai pembentuk kerangka bagi tumbuhan.
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
  1. Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana.
  2. Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
  3. Polisakarida, senyawa yg terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.



Beberapa jenis Monosakarida antara lain :
A. Glukosa
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
B. Fruktosa
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan, merupakan gula yang paling manis. Merupakan komponen utama dari madu. Larutannya merupakan pemutar kiri sehingga fruktosa disebut juga levulosa.
Pada percobaan yang telah dilaksanakan kita juga menguji protein yang termasuk di dalamnya adalah denaturasi, kelarutan dan pengendapan. Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Klasifikasi protein berdasar sifat protein :
1. Kelarutan : albumin, globulin, fibrinogen.
2. Bentuk     : globuler, fibrosa.
3. Sifatnya dengan elektroforesis.
4. Sedimentasi  : VLDL, IDL, LDL, HDL.
5. Imunologis   : Ig A, D, E, G, M.
6. Struktur tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner.
7. Fungsi biologis : struktural, enzim.

            Denatuasi  protein merupakan perubahan sifat protein sehingga tidak alamiah lagi atau kerusakan protein. Sebab sebab denaturasi protein yaitu :
secara fisis          :  dikocok, sinar, dingin, panas.
secara kimiawi   :  + asam, basa, organic.
Pada denaturasi  :  ikatan lemah hilang ikatan kuat masih.
    
           Selain percobaan uji karbohidrat dan protein, dilakukan juga percobaan uji lemak. Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen(O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak). Lemak dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara :
a. Menurut Struktur Kimianya :
  • Lemak Netral (triglyceride)
  •  Phospholipida
  •  Lecithine
  • Sphyngomyelineb.
b.  Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) :
·          Lemak Hewani
·          Lemak Nabati.
c. Menurut Konsistennya :
·          Lemak Padat (Lemak atau Gaji)
·          Lemak Cair (Minyak).


H.  PENUTUP
Simpulan :
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Karbohidrat merupakan polyhidroksi aldehida dan keton, karena itu dapat mengadakan                      reaksi-reaksi seperti halnya alkohol dan karbonil.
2. Benedict adalah salah satu reaksi kimia  yang sering dipakai untuk mengetahui ada tidaknya gula reduksi.
3. Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik.
4. Jika minyak dikocok kuat dengan air akan terjadi emulsi yang tidak mantap karena butir-butir minyak kecil akan memisah dengan air. Penambahan sabun akan terbentuk emulsi yang stabil. Lemak larut dalam pelarut non-poral. Lemak dalam larutan NaOH akan terjadi penyabunan.










     DAFTAR PUSTAKA

Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Staley, Dennis. 1992. Penghantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB
Yazid, Estien. 2006. BIOKIMIA. Yogyakarta : CV. Andi Offset




Komentar