ACARA 1
PENGENALAN ALAT-ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
ACARA 1
PENGENALAN ALAT-ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
A.
PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Tujuan
Praktikum : Untuk Memperkenalkan beberapa macam
alat-alat yang
sederhana dan bahan-bahan yang sering
digunakan di
Laboratorium Kimia.
b. Waktu
Praktikum : Sabtu,1 Desember 2012
c. Tempat
Praktikum : Laboratorium Kimia, Fakultas matematika dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B.
LANDASAN
TEORI
Laboratorium
Kimia bagaikan sebuah dapur yang dilengkapi dengan berbagai peralatan baik yang
sederhana maupun yang cukup canggih. Alat-alat yang banyak menghiasi
Laboratorium Kimia sebagian besar berupa alat-alat gelas yang tentu berbeda
dengan alat-alat gelas yang dipergunakan di dapur sebuah rumah tangga.
Alat-alat sederhana yang paling banyak digunakan antara lain : Tabung reaksi,
Pengaduk gelas, Corong, Pipa bengkok, Gelas Arloji, Gelas ukur, Gelas piala,
Erlenmeyer, Labu ukur, pipet, buret, dll.
Selain
peralatan, yang cukup penting dan harus dikenal oleh pengguna Laboratorium
Kimia adalah ketersediaan bahan kimia. Bahan-bahan kimia ini perlu dikenal
secara baik sifat-sifat dan manfaatnya serta bagaimana cara menanganinya agar
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti keracunan, luka bakar,
dll.
Berbagai
bahan kimia seperti basa kuat dan asam kuat harus ditangani dengan menggunakan
selop tangan karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit, dan banyak lagi
bahan-bahan yang cukup berbahaya yang memerlukan penanganan yang ekstra
hati-hati. Pada umumnya pada setiapc kemasan bahan tertulis sifat-sifat dan
cara menangani bahan tersebut.
C.
PROSEDUR
KERJA
1. Menyiapkan
alat tulis
2. Menyiapkan
alat-alat dan bahan yang akan diamati.
3. Mengamati,
menggambar dan mengetahui kegunaan dari alat-alat sederhana dan bahan-bahan
yang telah disediakan pada tiap-tiap meja percobaan dengan mencatat hal-hal
yang diperlukan pada hasil pengamatan.
D. HASIL PENGAMATAN
a. Pengenalan
Alat
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
Alat
|
Kegunaannya
|
1
|
Pipet Gondok
|
|
Alat untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu.
|
2
|
Labu Takar
|
|
Tempat mengencerkan bahan
padatan.
|
3
|
Corong
|
|
Alat untuk memasukkan larutan
ke dalam larutan yang lebih kecil.
|
4
|
Tabung Reaksi
|
|
Alat yang berfungsi sebagai
wadah untuk mereaksikan bahan atau senyawa kimia.
|
5
|
Pengaduk atau Spatula
|
|
Alat untuk mengaduk bahan kimia
berbentuk padatan agar larut dengan sempurna.
|
6
|
Gelas Kimia
|
|
Tempat atau wadah untuk larutan
dan bahan kimia yang berbentuk padatan.
|
7
|
Pipet Tetes
|
|
Untuk mengambil larutan dalam
jumlah sedikit.
|
8
|
Lampu Bunsen
|
|
Untuk memanaskan larutan dan
untuk membakar senyawa kimia dalam skala Laboratorium.
|
9
|
Erlenmeyer
|
|
Tempat melarutkan campuran.
|
10
|
Penjepit
|
|
Alat untuk mengambil dan
menjepit tabung reaksi.
|
b. Pengenalan bahan
No
|
Nama Bahan
|
Rumus Molekul
|
Bentuk/Warna
|
Sifat-sifatnya
|
1
|
Tembaga
Sulfat
|
CuSOɜ
|
Padatan/Biru
|
Toksik
|
2
|
Asam Asetat
|
CHÉœCOOH
|
Larutan/Bening
|
Korosif
|
3
|
Metanol
|
CHÉœOH
|
Larutan/Bening
|
Toksik
|
4
|
Asam Klorida
|
HCl
|
Larutan/Putih
|
Korosif
|
5
|
Asam Sulfat
|
H2SO3
|
Larutan/Putih
|
Korosif
|
6
|
Kalsium Hidroksida
|
Cu(OH)2
|
Larutan/Putih
|
Korosif
|
7
|
Natrium Hidroksida
|
NaOH
|
Padatan/Kristal Putih
|
Toksik
|
8
|
Tembaga
|
Cu
|
Padatan/Kuning
|
Toksik
|
9
|
Natrium Sulfat
|
Na2SOɜ
|
Padatan/Putih
|
Korosif
|
10
|
Iodium
|
I2
|
Padatan/Hitam
|
Korosif
|
E. PEMBAHASAN
Jika
seseorang ingin mengetahui sesuatu melalui pengamatan, tidak akan berhasil baik
apabila pengamatan yang dilakukan tanpa melalui langkah atau metode yang
terencana dan sistematis. Pengamatan dan percobaan sering dilakukan di
laboratorium. Di dalam laboratorium terdapat beberapa jenis alat dan bahan,
serta perlengkapan laboratorium lainnya. Pengadaan alat dan bahan harus
diperlakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan alat dan bahan laboratorium
didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.
Alat
adalah suatu benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktikum,
eksperimen dan penelitian. Bahan adalah suatu benda yang diteliti atau di uji
dalam praktikum.
Untuk
mencegah terjadinya bahaya dari alat dan bahan yang digunakan, maka perlu
diperhatikan hal-hal di bawah ini :
a) Biasakan
membawa peralatan yang terbuat dari kaca dengan sikap vertikal dengan
menggunakan kedua tangan, dan jangan dijinjing.
b) Gunakan
pipet isap atau tekan karet dengan pijitan.
c) Jangan
menengok isi tabung reaksi dari arah lubang, terutama ketika atau selesai
dipanaskan.
d) Jamgan
menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang atau telah dipanaskan kea rah
tubuh orang lain.
e) Pahami
secara benar dalam memperlakukan bahan-bahan terutama bahan kimia.
f) Jangan
meletakkan botol yang berisi bahan kimia langsung terkena sinar matahari.
Terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya
bagi manusia antara lain :
a)
Asam sulfat (H2SO4)
Asam
sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif. Asam sulfat
dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata, dan dapat merusak pakain.
b)
Etanol (C2HÉœOH)
Etanol
sering disebut alcohol. Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan digunakan
sebagai pelarut,
c)
Formalin 40% (HCHO)
Formalin
bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin sering digunakan untuk
pembunuh hama.
d)
Kloroform (CHCIɜ)
Kloroform
merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Kloroform sering
digunakan sebagai obat bius dalam laboratoaium.
e) Natrium
Hidroksida (NaOH)
Natrium
hideoksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap uap air, udara,
bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan berbahaya yang
dapat menyebebkan luka bakar pada kulit dan mata.
f) Natrium
klorida (NaCl)
Natrium
klorida merupakan zat padat bewarna putih, berbentuk Kristal. Natrium klorida
disebut juga garam dapur.
Di
dalam laboratorium terdapat bahan-bahan kimia yang bersifat berbahaya. Agar
dapat dikenali, maka diberi symbol. Simbol yang diberikan menunjukkan sifat
dari bahan kimia yang terdapat di dalamnya.
F. PENUTUP
Simpulan :
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Dalam laboratorium kimia terdapat
berbagai peralatan praktikum, Setiap alat-
alat praktikum memiliki fungsi masing-masing.
2. Dalam
laboraturium kimia juga terdapat berbagai bahan kimia yang digunakan
untuk praktikum.
Bahan-bahan kimia tersebut memiliki sifat-sifat kimia dan
sifat-sifat fisika tesendiri sehingga
dalam memperlakukannya pun berbeda-beda.
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI
ACARA II
PEMBUATAN
LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
a.
Tujuan Praktikum :
1) Untuk mempraktikkan dan mempelajari
cara-cara pembuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dari bahan
padat seperti NaOH pellet.
2) Untuk membuat berbagai konsentrasi
larutan dari larutan induk yang telah
diketahui konsentrasinya.
b.
Waktu Praktikum :
Sabtu,1Desember 2012
c. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas mataram.
B.
LANDASAN TEORI
Suatu larutan adalah campuran
homogeny dari molekul-molekul, atom-atom
atau ion-ion dari dua atau lebih substansi yang berbeda atau suatu
larutan adalah campuran
homogen yang stabil dari dua atau lebih substansi yang saling berdiri
sendiri. Zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Pelarut atau solvent
ialah salah satu substansi dalam larutan, biasanya yang berlebihan sedangkan
zat terlarut atau solute adalah substansi lainnya (Aminah, 1986).
Berdasarkan sifat asam dan basa,
larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: Bersifat asam, basa, dan netral.
Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indicator
asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan
asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat
menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami (Sugiyarto, 2008).
Banyak cara untuk memberikan
konsentrasi larutan, yang semuanya dinyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas
pelarut (larutan). Dengan demikian, setiap system konsentrasi harus menyatakan
butir-butir berikut : (Petrucci, 1985).
a. Satuan yang
digunakan untuk zat terlarut
b. Kuantitas kedua
dapat berupa pearut atau larutan keseuruhan
c. Satuan yang digunakan
untuk kuantitas kedua
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat Praktikum
a. Timbangan Analitik
b. Labu ukur 50 ml dan 100 ml
c. Pipet tetes
d. Gelas kimia
e. Pipet ukur
f. Pipet gondok
2. Bahan Praktikum
a. NaOH pellet
b. Aquades
c. Larutan HCl 1 M
D. PROSEDUR
KERJA
- Menyiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
- Menghitung berapa gram NaOH yang harus ditimbang kemudian dilarutkan kedalam labu takar 100 ml.
- Setelah dihitung masing-masing berapa gram NaOH yang dibutuhkan, timbanglah berat NaOH tersebut berdasrkan perhitungan itu menggunakan timbangan analitik.
- NaOH hasil penimbangan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan Aquades sedikit demi sedikit sampai tanda batas untuk melarutkannya.
- Kemudian membuat larutan dari larutan induk HCl 1 M
- Menghitung berapa ml HCl 1M yang harus di ambil.
- Setelah memperoleh berapa ml larutan HCl 1 M yang harus diambil, kemudian ambil tersebut dengan pipet ukur atau pipet gondok.
- Masukkan kedalam labu ukur yang volumenya sesuai dengan ml larutan yang dibutuhkan dan diencerkan dengan sampai tanda batas.
E.
HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan pembuatan larutan
dengan bahan NaOH
NO
|
ml
Larutan
|
Molaritas
NaOH
|
Gram
NaOH
|
1
|
50
ml
|
0,2
|
0,4
gram
|
2
|
50
ml
|
0,1
|
0,2
gram
|
3
|
100
ml
|
0,1
|
0,4
gram
|
b. Hasil pengamatan pembuatan larutan
dengan bahan HCl
No
|
Larutan
yang akan dibuat
|
ml
HCl 1M yang dibutuhkan
|
1
|
50
ml HCl 0,1 M
|
5
ml HCl
|
2
|
50
ml HCl 0,1 M
|
2,5
ml HCl
|
3
|
100
ml HCl 0,01 M
|
0,5
ml HCl
|
F.
ANALISA DATA
- Hasil pengamatan pembuatan larutan dengan bahan NaOH
·
Diketahui :
a)
ml larutan = 50 ml
b)
Molaritas NaOH = 0,2 M
c)
Mr NaOH = 40
·
Ditanya :
a)
Gram NaOH ?
·
Jawab :
Gram
NaOH = M x V x Mr NaOH
= 0,2 x 0,05 x 40
= 0,4 gram NaOH
·
Diketahui :
a) ml larutan
= 50 ml
b) Molaritas NaOH = 0,1 M
c) Mr NaOH = 40
·
Ditanya :
a)
Gram NaOH ?
·
Jawab :
Gram
NaOH = M x V x Mr
= 0,1 x 0,05 x 40
= 0,2 Gram NaOH
·
Diketahui :
a)
ml larutan = 100 ml
b)
Molaritas NaOH = 0,1 M
c)
Mr NaOH = 40
·
Ditanya :
a)
Gram NaOH ?
·
Jawab :
Gram
NaOH = M x V x Mr
= 0,1 x 0,1 x 40
= 0,4 Gram NaOH
B. Hasil pengamatan pembuatan larutan
dengan bahan HCl
·
Diketahui :
M1
= 2
M2
= 0,2 M
V2
= 50
·
Ditanya :
a.
V1 ?
·
Jawab :
M1
x V1 = M2 x V2
2 x V1 = 0,2 x 50
V1 = 0,5 ml
·
Diketahui :
M1
= 2
M2
= 0,1
V2
= 50
·
Ditanya :
a.
V1?
·
Jawab :
M1
x V1 = M2 x V2
2 x V1 = 0,1 x 50
V1 = 2,5 ml
·
Diketahui :
M1
= 2
M2
= 0,01
V2
= 100
·
Ditanya :
a.
V1 ?
·
Jawab :
M1
x V1 = M2 x V2
2 x V1 = 0,01 x 100
V1= 0,5 ml
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan larutan
dengan bahan-bahan dan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padat seperti
NaOH pelet dan HCl dengan cara mencari terlebih dahulu berapa gram bahan-bahan
tersebut dibutuhkan dalam pembuatan larutan yang dibutuhkan.
Banyak
ilmu kimia melibatkan senyawa-senyawa dalam larutan. Pemahaman mengenai kimia
larutan tidak hanya penting pada kimia umum, tetapi juga pada ilmu-ilmu
kesehatan, analisis kualitatif dan kuantitatif, serta banyak system biologi.
Suatu larutan adalah suatu campuran
homogen dari dua zat atau lebih. Biasanya, gas atau zat padat larut dalam zat
cair. Zat cair tempat suatu senyawa larut adalah solvent. Zat larut dalam zat
cair adalah solute. Anggaplah suatu larutan dibuat dengan melarutkan garam
dalam air. Garam adalah solute dan air adalah solvent.
Satuan konsentrasi Molalitas(M)
sangat sering dipergunakan untuk menyatakan banyaknya solute. Molaritas adalah
banyaknya mol solute per liter larutan atau dengan kata lain banyaknya mol
solute yang terdapat dalam 1 L solvent.
Sedangkan Molalitas adalah banyaknya
mol solute per kilogram pelarut. Jika dua mol solute dilarutkan dalam 1 kg air,
Molalitasnya adalah 2 Molal. Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang
penting untuk menentukan sifat-sifat yang tergantung dari jumlah partikel dalam
larutan.
Normalitas adalah banyaknya mol
ekuivalen per liter larutan. Satu ekuivalen suatu asam adalah satu mol ion-ion
H+ dan satu ekuivalen suatu basa adalah satu mol ion-ion OH-.
Pembuatan larutan standar
kadang-kadang dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah tersedia.
Misalnya sebelum membuat larutan standar HCl 0,2 M dari larutan HCl 1 M, tentukan
dulu berapa ml larutan standar HCl 0,2 M yang dibutuhkan dan berapa ml larutan
asli HCl 1 M yang harus diencerkan dengan persamaan :
V1 x M1 = V2 x M2
Keterangan
: V1 = Volume larutan asli yang dibutuhkan
M1 = Molaritas larutan asli
V2 = Volume larutan yang akan
dibuat
M2 = Molaritas larutan yang akan
dibuat
H. PENUTUP
Simpulan
:
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Larutan merupakan campuran homogen dari
zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent).
2.
Pembuatan larutan standar dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan yang
sudah tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah Sahidu,
Sitti. 1986. ILMU KIMIA DASAR JILID 1.
Mataram : Unram
Petrucci, Ralph,
H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta :
Erlangga
Sugiyarto,
Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasonal
ACARA III
STOIKIOMETRI REAKSI PENGENDAPAN
ACARA
III
STOIKIOMETRI
REAKSI PENGENDAPAN
A.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
a) Tujuan
Praktikum : Untik mempraktikkan
bagaimana cara
memisahkan suatu endapan hasil suatu reaksi
dengan
teknik penyaringan dan menghitung
persentase endapan yang dihasilkan
berdasarkan
reaksi stoikiometrinya.
a) Waktu
Praktikum : Sabtu,24 November 2012
b) Tempat
Praktikum : Laboratorium Kimia,
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B.
LANDASAN
TEORI
Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani “stoicheion”
artinya unsur. Dari literatur, stoikiometri artinya mengukur unsur-unsur.
Istilah ini umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran
yang lebih luas. Dan meliputi zat pencampuran kimia. Reaksi kimia adalah suatu
proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat
aslinya, yang disebut reaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh
kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan atau
timbulnya gas (Petrucci, 1987).
Proses pembuatan
hitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan persamaan-persamaan berimbang
dirujuk sebagai Stoikiometri( Dari kata Yunani : Stoicheion, yang berarti unsur dan metria atau ilmu pengetahuan) (Keenan, 1984).
Ilmu kimia
mempelajari tentang peristiwa kimia yang ditandai dengan berubahnya suatu zat
menjadi zat lain. Bidang kimia yang mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam
suatu senyawa atau reaksi disebut stoikiometri (bahasa Yunani: stoicheion, unsur dan metrain mengukur) (Syukri, 1999).
C.
ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat
praktikum
·
Pipet ukur
·
Tabung reaksi
·
Timbangan analitik
·
Corong
·
Erlenmeyer
·
Gelas pengaduk
·
Oven
2. Bahan
praktikum
·
Larutan Pb Asetat
·
Larutan H2SOɜ
·
Kertas saring
·
Aquades
D.
PROSEDUR
KERJA
Dalam percobaan ini akan direaksikan
Pb Asetat dengan H2SO4 sehingga menghasilkan suatu
endapan dan endapan inilah yang akan disaring atau dipisahkan.
1) Menyiapkan
alat-alat dan bahan praktikum.
2) Menyipkan
5 ml Pb asetat dan masukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml H2SO4
1M.
3) Mengamati
endapan yang terjadi, dan kemudian mencatat warna endapan tersebut.
4) Siapkan
kertas saring yang berbentuk lingkaran dan timbang beratnya, lipat menjadi
setengah dan dilanjutkan menjadi seperempat dan lipat sekali lagi.
5) Masukkan
kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan basahi sedikit dengan air
suling sehingga melekat pada dinding corong.
6) Pasanglah
corong yang berkertas saring itu di atas Erlenmeyer untuk menampung fitratnya
atau air cuci.
7) Tuangkan
larutan yang akan disaring ke dalam corong yang sudah berkertas pengaduk tadi,
penuangan dilakukan dengan bantuan gelas pengaduk yaitu dengan memegangnya
tepat pada mulut tabung reaksi/atau gelas piala yang dipergunakan (hal ini
dilakukan agar tidak ada cairan yang jatuh di luar kertas saring. Penuangan
harus hati-hati dan sedikit-demi-sedikit).
8) Bilas
tabung reaksi dengann aquades dan tuangkan lagi ke dalam corong.
9) Keringkan
kertas saring beserta endapannya di dalam oven dan setelah kering dinginkan dan
ditimbang.
E.
HASIL
PENGAMATAN
·
Reaksi Pengendapan
No
|
Reaksi
|
Hasil
|
1
|
Pb(CHÉœCOO)2+H2SO4
|
PbSO4+(CHÉœCOOH)2
|
F.
ANALISA
DATA
·
Persentase hasil reaksi
berdasarkan stoikiometrinya
·
Rumus : Massa reaksi
sesudah dipanaskan dibagi Massa sebelum dan dikali 100%
·
Diketahui : Massa
sebelum = 1,37
Massa sesudah = 0,60
·
Ditanya : Persentase
hasil ?
·
Jawab : Massa
sesudah/Massa sebelum X 100%
= 0,60/1,37
X 100%
= 43,79
G.
PEMBAHASAN
Pada percobaan reaksi pengendapan ini kita mengetahui bagaimana
terjadinya reaksi pengendapan
tersebut setelah melakukan percobaan-
percobaan di atas. Untuk mengetahui
jumlah zat yang bereaksi baik dalam
satuan mol maupun dalam satuan
berat yaitu perlu mempelajari stoikiometri.
Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoicheion, artinya unsur. Dari
literatur, stoikiometri artinya mengukur unsur-unsur. Istilah umumnya digunakan
lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran yang lebih luas dan meliputi
perhitungan zat dan campuran kimia.
Pada berbagai reaksi kimia sering
disertai dengan terbentuknya endapan sebagai hasil reaksi. Suatu pereaksi ialah
zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah selama suatu reaksi
kimia. Suatu hasil reaksi ialah zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi.
Suatu persamaan kimia (Persamaan kimia berimbang) menunjukkan rumus pereaksi,
kemudian suatu anak panah, dan lalu rumus hasil reaksi, dengan banyaknya atom
tiap unsur di kiri dan di kanan anak panah sama.
Endapan yang
terjadi biasanya dipisahkan dari hasil reaksi yang berupa cairan melalui tehnik
dekantasi, centrifuge, dan penyaringan. Penyaringan adalah cara untuk
memisahkan suatu endapan dari larutan. Stoikiometri dari suatu reaksi sangat
perlu dipelajari untuk mengetahui jumlah zat yang bereaksi baik dalam satuan
mol maupun dalam satuan berat. Jumlah zat yang bereaksi secara teoritis dapat
dihitung dan dapat dibandingkan dengan hasil yang sebenarnya.
H.
PENUTUP
Simpulan :
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilaksankan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1.
Pencampuran antara Pb asetat dan H2SO4
dapat mengahasilakn endapan yang berwarna putih.
2.
Suatu endapan dapat dipisahkan dengan cairan yang
mengendapkannya dengan cara menyaring cmpuran tersebut dengan menggunakan
tekhnik penyaringan.
3.
Tiap endapan yang terjadi terhadap suatu pencampuran dapat
di hitung persentasenya dengan memperhitungkan jumlah mol dan massa zat.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph, H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta : Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
ACARA IV
MENGHITUNG DAN MENGUKUR pH ASAM DAN BASA KUAT
ACARA IV
MENGHITUNG DAN MENGUKUR pH ASAM DAN BASA KUAT
A.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
a. Tujuan
Praktiku : Untuk Menghitung dan mengukur pH berbagai
Konsentrasi larutan asam kuat dan basa kuat.
b. Waktu
Praktikum : Sabtu,1 Desember 2011
c. Tempat
Praktikum : Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Secara kimia asam adalah zat yang
dalam air dapat menghasilkan ion hirogen
(H+). Asam akan terionisasi menjadi
ion hydrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Basa adalah zat yang
dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH־). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat
mengikat satu electron pada saat dimasukkan ke dalam air (Sugiyarto, 2008).
Asam dan basa atau (alkali) sudah
dikenal sejak zaman dahulu. Ha ini dapat
Dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal
dari bahasa latin acetum yang berarti
cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat HÉœCCOOH. Istilah alkali diambil dari
bahasa Arab untuk abu. Juga sudah diketagui paling tidak selama tiga abad bahwa
hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci, 1985).
Definisi yamg pertama dan yang
paling sederhana untuk asam dan basa adalah definisi Arrhenius. Asam, menurut
Arrhenius, adalah suatu zat yang terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan H+.
Basa, menurut Arrhenius, adalah suatu zat yang terdisosiasi dalam air untuk
menghasilkan OH-. Definisi asam dan basa ini diperbaiki oleh
definisi asam-basa Bronsted dan Lewis yang lebih bermanfaat (Bresnick, 2002).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat-alat
praktikum
·
pH meter
·
Timbangan analitik
·
Labu ukur 50 ml
·
Pipet ukur
·
Gelas kimia
·
Botol semprot
·
Pipet tetes
2. Bahan
Praktikum
·
NaOH Pelet
·
HCl 1 M
·
Aquades
·
Kertas pH universal
D.
PROSEDUR
KERJA
1. Menyiapkan
alat tulis
2. Menyiapkan
alat – alat dan bahan praktikum.
3. Membuat
masing-masing larutan sebagai berikut :
·
50 ml 0,2 M HCl
·
50 ml 0,1 M HCl
·
100 ml 0,01 M HCl
·
50 ml 0,2 M NaOH
·
50 ml 0,1 M NaOH
·
100 ml 0,1 M NaOH
2. Setelah
pembuatan larutan kemudian dicek pHnya dengan kertas pH universal
atau pH
meter.
3. Kemudian
setelah melakukan pengecekan, catat pH masing-masing larutan
tersebut.
E.
HASIL
PENGAMATAN
NO
|
Larutan yang di uji
|
pH teoritis (perhitungan)
|
pH
hasil 1percobaan
|
1
|
50 ml 0,2 M HCl
|
0,7
|
1
|
2
|
50 ml 0,1 M HCl
|
1
|
1
|
3
|
100 ml 0,01 M HCl
|
2
|
1
|
4
|
50 ml 0,2 M NaOH
|
13,30
|
14
|
5
|
50 ml 0,1 M NaOH
|
13,0
|
13
|
6
|
100 ml 0,1 NaOH
|
13,0
|
13
|
F.
ANALISA
DATA
1.
Menghitung pH larutan 50 ml 0,2 M HCl
Rumus: pH = -log [ H+]
pH = -log 0,2 = 0,7
2. Menghitung pH larutan 50 ml 0,1 M
HCl
pH = -log 0,1 = 1
3. Menghitung pH larutan 100 ml 0,01
M HCl
pH = -log 0,01 = 2
4.
Menghitung pH 0,2 M NaOH
Rumus: pH= 14-pOH
pOH= -log [OH־]
pH= 14-(-log 0,2) = 13,30
5.
Menghitung pH 0,1 M NaOH
pH= 14-(-log 0,1) = 13,0
6.
Menghitung pH 0,1 M NaOH
pH= 14-(-log 0,1) = 13,0
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan
penghitungan dan pengukuran pH larutan asam dan basa kuat yang sudah dibuat.
Asam dan basa umumnya dapat diklasifikasikan menjadi asam, basa kuat dan asam,
basa lemah, untuk menunjukkan perkiraan tingkat ionisasi dan yang termasuk asam
kuat antar lain asam chloride ( HCl), asam bromida (HBr), asam nitrat (HNO3),
asam perchlorat(HClO4), asam sulfat (H2SO4).
Asam dan basa kuat terdisosiasi
sempurna dalam larutan dengan pelarut air. Asam
kuat : HX + H2O→HÉœO+ + X־
Basa kuat : YOH→Y+ + OH־
Jika reksi-reaksi
disosiasi berlangsung sempurna, tidak ada konsentrasi HX atau YOH yang dapat
diukur ; semua asam atau basa telah terdisosiasi sempurna. Konsentrasi Hɜ O+
atau OH־ sama dengan konsentrasi
awal dari asam atau basa.
Perhitungan pH larutan yang
mengandug suatu asam dan basa konjugasinya yang berasal dari sumber lain, atau
basa dan asam konjugasinya yang berasal dari sumber lain, tidak akan sulit lagi
dibandingkan perhitungan lainnya. Perbedaan utamanya ialah konsentrasi awal
kedua jenis zat tersebut mempunyai nilai yang tidak sama dengan nol. Dalam
larutan yang tidak pekat, (derajat pengionan) asam atau basa kuat sangat besar
sehingga dianggap = 1.
H. PENUTUP
Simpulan :
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. pH teoritis asam dan basa berbeda dengan pH
hasil percobaan.
2. Asam dan basa kuat dapat terionisasi
sempurna dalam air.
DAFTAR
PUSTAKA
Bresnick, Stephen.
2002. INTISARI KIMIA UMUM. Jakarta :
Hipokrates
Petrucci, Ralph,
H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta :
Erlangga
Sugiyarto,
Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasonal
ACARA V
IDENTIFIKSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
ACARA V
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a) Tujuan Praktikum :
Mengidentifikasi sifat reduksi dan non reduksi
karbohidrat dan reaksi hydrolisa disakarida dan
polisakarida, Uji sifat-sifat protein ternasuk
denaturasi, kelarutan dan pengendapan serta uji
lemak
meliputi kelarutan serta reaksi penyabunan.
b) Waktu praktikum : Sabtu, 24November 2012
. c) Tempat praktikum :
Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Gula
sederhana dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan gula sederhana
disebut karbohidrat. Aslinya nama karbohidrat digunakan karena komposisi
kebanyakan gula, pati, dan selulosa berpadanan dengan hidrat hipotetis dari
karbon, harga x dan y dapat berjangka antara tiga sampai ribuaan. Pada umumnya,
semua karbohidat disebut sakarida ( Yunani, sakcharon, gula). Pembahasan akan
dibatasi pada zat berikut : (1) Monosakarida yang tidak dapat dihidrolisis; (2)
Disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida; (3)
Polisakarida yang membentuk banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis
(Keenan, 1984).
Protein merupakan komponen utama
dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan
tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari
50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik
kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon ( 50-55%), hydrogen ( ± 17 %).
Banyak pula protein yang mengandung belerang(S) dan Fosfor (P) dalam jumlah
sedikit (1-2%). Ada beberapa protein yang lainnya mengandung unsure logam seperti
tembaga dan besi. Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efisien
dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu asam lemak atau minyak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4
kkal setiap gram. Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk
dari hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
(Yazid, 2006)
.
Protein merupakan polipeptida besar
yang terdapat dalam semua jasad hidup.Berbagai jenis protein memiliki runtutan
asam aminonya sendiri-sendiri. Sifat protein bergantung pada komformasi rantai
protein itu : yaitu bagaimana rantai asam amino meliputi dan menata diri dalam
ruang (Staley, 1992).
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat-Alat Praktikum
a. Tabung reaksi
b. Pipet ukur
c. Pipet volume
d. Penjepit
e. Gelas
pengaduk
f. Pipet tetes
g. Pembakar
spritus
h. Erlenmeyer
i. Beaker glass
j. Waterbath
2. Bahan-bahan praktikum
a. Glukosa, Fruktosa, Arabinosa
b. Sukrosa dan maltose
c. Reagen benedict
d. Amilum
e. HCl pekat
f. NaOH
g. Iodium
h. Amonium Sulfat
i. Alkohol 96%
j. Bensin
k. Eter
l. Buffer Asetat 1M(pH 4,7)
m. Etanol 95%
n. Asam asetat
o. NaOH 0,1 M dan 1N
p. HCl 0,1 M dan 1N
q. Minyak goring
r. Mentega
s. Larutan protein
D.
PROSEDUR KERJA
1.
Menyiapkan alat tulis
2.
Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
3.
Melakukan percobaan uji karbohidrat, protein dan lemak.
CARA KERJA UJI
KARBOHIDRAT
a) Benedict
tes ( larutkan 173 gram natrium citrate dan Na2CO3 Unhydrous dalam 800 ml air
dan panaskan, saring jika keruh. Larutkan 17,3 g CuSO4 hydrat dalam 100ml air
dan tambahkan secara perlahan pada larutan pertama sambil diaduk, tambah air
sampai menjadi 1 liter
·
Masing-masing sebanyak
dua ml larutan benedict dimasukkan kedalam empat tabung reaksi berlabel (
glukosa, Fruktosa, Sukrosa, dan amilum), kemudian tambahkan 2 tetes karbohidrat
tersebut.
·
Dipanaskan dalam
waterbath selama 2 menit dan amati apa yang terjadi.
b) Hydrolisa
disakarida
·
Larutan sukrosa 2%
diambil masing-masing sebanyak 3 ml dan dimasukkan pada 2 tabung reaksi
berlabel.
·
Pada tabung reaksi no.1
ditambahkan 3ml air dan 3 tetes HCl pekat.
·
Panaskan tabung
tersebut pada air mendidih selama 5 menit
·
Dinginkan dalam suhu
ruang dan netralkan dengan 1 M NaOH, tambahkan reagen benedict yang hanya
berisi sukrosa
·
Bandingkan dengan tabung
reaksi nomer 2 yang hanya berisi sukrosa + air + reagen benedict, tuliskan
simpulannya.
c) Hidrolisa
polisakarida
·
Larutan Amilum 2%
masing-masing sebanyak 3 ml ditempatkan pada 2 tabung reaksi yang berbeda.
·
Tabung no.1 ditambahkan
3 tetes HCl pekat kemudian dipanaskan. Ambil 1 tetes dan dimasukkan dalam
piring porselin yang berisi Iodium. Mengamati apa yang terjadi.
·
Sisa larutan
dinetralkan dengan NaOH 1M dan ditambah reagen benedict selanjutnya dipanaskan
kembali dan diamati, bandingkan dengan tabung no.2 yang hanya berisi amilum
dengan Iodium. Menuliskan simpulannya.
CARA KERJA PROTEIN
- UJI PENGENDAPAN DENGAN ALKOHOL
1) Menyediakan
tabung reaksi dan isi masing-masing 5 ml larutan protein.
2) Ke
dalam tabung 1 : tambahkan 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95%
3) Ke
dalam tabung 2 : 1 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml etanol 95%
4) Ke
dalam tabung 3 : 1 ml buffer asetat dan 6 ml etanol 95%
5) Mengamati
tabung mana yang tidak larut.
- UJI DENATURASI PROTEIN
1) Menyediakan
3 tabung reaksi masing-masing dengan 9 ml larutan protein.
2) Ke
dalam tabung satu tambahkan 1 ml HCl 0,1 M
3) Ke
dalam tabung dua 1 ml NaOH 0,1 M
4) Ke
dalam tabung tiga 1 ml buffer asetat
5) Tempatkan
ketiga tabung ke dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada
temperautur kamar.
6) Mengamati
ke dalam tabung mana terjadi endapan
7) Melakukan
percobaan yang sama dengan di atas terhadap tabung 1 dan 2 dengan menambahkan
10 ml buffer asetat.
CARA KERJA UJI LEMAK
a) Penyabunan Lemak
1. 5
gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker glas kemudian ditambahkan NaOH 1N
sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70˚C sebanyak 5x0,142 g =
1,71g ( yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1 N NaOH ). Pemanasan dilanjutkan
sampai terbentuk sabun, yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1N dan amati apa
yang terjadi.
2. Ke
dalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96%
dan amati apa yang terjadi.
E. HASIL
PENGAMATAN
- Uji karbohidrat
- Benedict tes
Tabung
reaksi
|
Jenis
karbohidrat
|
Indikator
Benedict
|
1
|
Glukosa
|
Warna
tidak berubah
|
2
|
Fruktosa
|
Warna
berubah
|
3
|
Sukrosa
|
Warna
berubah
|
4
|
Amilum
|
Warna
tidak berubah
|
- Hydrolisa disakarida
Tabung
No
|
Sukrosa
|
HCl
pekat
|
Benedict
|
Indikator
|
1
|
3
ml
|
3
tetes
|
1
ml
|
_
|
2
|
3
ml
|
_
|
1
ml
|
Warna
berubah
|
- Hydrolisa polisakarida
Tabung
No
|
Amilum
|
HCl
pekat
|
Benedict
|
Indikator
|
1
|
3
ml
|
3
tetes
|
1
ml
|
Warna
berubah
|
2
|
3
ml
|
_
|
1
ml
|
Warna
berubah
|
- UJI PROTEIN
- Uji pengendapan dengan alkohol
Tabung
Nomor
|
Reaksi
|
Hasil
|
1
(5 ml protein)
|
1
ml HCl 0,1 N
6 ml etanol 95%
|
Terjadi
pengendapan
|
2
(5 ml protein)
|
1
ml NaOH 0,1 N
6 ml etanol 95%
|
Terjadi
pengendapan
|
3
(5 ml protein)
|
1 ml buffer asetat
6 ml etanol 95%
|
Sedikit
terlarut
|
- Uji Denaturasi protein
Tabung
Nomor
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
(9 ml protein)
|
1
ml HCl 0,1 N
|
Terjadi
pengendapan
|
2
(9 ml protein)
|
1
ml NaOH 0,1 N
|
Tidak
terjadi pengendapan
|
3
(9 ml protein)
|
1
ml buffer asetat
|
Terjadi
pengendapan
|
Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
( Hasil a)
|
10
ml buffer acetat
|
Warna
tidak berubah
|
2
( Hasil a)
|
10
ml buffer asetat
|
Warna
berubah
|
- UJI LEMAK
- Penyabunan lemak
Tabung
|
NaOH
1 N
|
Pemanasan
|
HCl
0,1 N
|
Hasil
|
1
|
42
ml
|
30
menit
|
5
ml
|
Larut
|
F. ANALISA DATA
- UJI KARBOHIDRAT
a.
Benedict tes
Setelah
membuat larutan dengan jenis-jenis karbohidrat tertentu dan ditambahkan dengan 2 ml larutan benedict, ada yang
terjadi perubahan warna dan ada yang tidak terjadi perubahan warna dari warna
sebelumnya.
1. Pada larutan glukosa, setelah diamati tidak
terjadi perubahan warna
2. Pada larutan fruktosa, setelah
diamati terjadi perubahan warna, dari warna ungu
bening menjadi warna orange.
3.
Pada larutan sukrosa, setelah diamati terjadi perubahan warna, dari
warna ungu
Bening menjadi warna orange.
4.
Pada larutan amilum setelah diamati, tidak terjadi perubahan warna
b.
Hydrolisa disakarida
Setelah
membuat larutan dengan 2 tabung yang diberi perlakuan berbeda didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Pada tabung pertama yang
ditambahkan larutan benedict dan HCl pekat 3 tetes, ternyata tidak terjadi perubahan warna.
2. Pada tabung kedua, yang tidak
ditambahkan HCl pekat, terjadi perubahan warna dari warna biru bening menjadi hijau
bening
c.
Hidrolisa Polysakarida
Setelah
membuat larutan dengan 2 tabung yang diberi perlakuan berbeda didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1.
Pada tabung pertama yang ditambahkan larutan benedict dan HCl pekat 3
tetes, terjadi
perubahan warna dari bening menjadi biru tua.
2.
Pada tabung kedua, yang tidak ditambahkan HCl pekat, terjadi perubahan
warn dari warna bening menjadi biru
bening.
- UJI PROTEIN
a.
Uji pengendapan dengan alkohol
Setelah
membuat larutan dengan 5 ml larutan protein yang ditambah dengan jenis bahan
yang berbeda pada tiap tabung, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut :
1.
Pada tabung pertama, 1 ml HCl 0,1 N dan 6
ml etanol 95%, terjadi pengendapan
2. Pada tabung kedua, 1 ml NaOH 0,1
N dan 6 ml etanol 95%, terjadi pengendapan
3.
Pada tabung ketiga,1 ml buffer asetat dan 6
ml etanol 95%, sedikit terjadi pengendapan.
b. Uji denaturasi protein
Setelah
membuat larutan dengan 9 ml larutan protein dan ditambahkan bahan-bahan kimia
yang berbeda antara tabung 1, 2 dan 3 kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih
selama 15 menit lalu didinginkan.
1.
Pada tabung percobaan nomor 1, yang ditambahkan 1 ml HCl 0,1 M terjadi
pengendapan dan warna berubah dari warna kuning cair menjadi warna putih beku.
2.
Pada tabung percobaan nomer 2, ditambahkan NaOH 0,1 M tidak terjadi pengendapan
dan tidak terjadi perubahan warna.
3.
Pada tabung percobaan nomer 3, ditambahkan Buffer asetat, terjadi pengendapan
dan perubahan warna kuning cair berubah menjadi warna putih.
- UJI LEMAK
a.
Penyabunan lemak
Setelah
5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker gelas kemudian ditambahkan NaOH
1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70˚ C sebanyak 5 x 0,142 g
= 1,71 g menghasilkan sabun.
Sabun
hasil pemanasan tersebut kemudian ditambahkan dengan HCl 1 N kemudian diamati
dan diketahui hasilnya tidak larut.
Kemudian
dilakukan pemanasan berikutnya dengan mencampurkan sabun, HCl dan alkohol 96%
sehingga hasilnya larut.
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan
ini kita dapat mengidentifikasi sifat reduksi dan non reduksi karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa organik
terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6,
sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat Cn(H2O)m.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari
bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai
rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya,
karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid
atau polihidroksiketon. Contoh glukosa. Fungsi
Karbohidrat bagi manusia adalah sebagai sumber energi sedangkan bagi tumbuhan ;
amilum sebagai cadangan makanan, sellulosa sebagai pembentuk kerangka bagi
tumbuhan.
Karbohidrat
terbagi menjadi 3 kelompok;
- Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana.
- Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
- Polisakarida, senyawa yg terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.
Beberapa jenis Monosakarida antara lain :
A. Glukosa
Glukosa disebut juga gula anggur
karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena terdapat dalam darah atau
dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan. Glukosa merupakan
monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen.
Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum,
sukrosa, maltosa, dan laktosa.
B. Fruktosa
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan,
merupakan gula yang paling manis. Merupakan komponen utama dari madu.
Larutannya merupakan pemutar kiri sehingga fruktosa disebut juga levulosa.
Pada
percobaan yang telah dilaksanakan kita juga menguji protein yang termasuk di dalamnya
adalah denaturasi, kelarutan dan pengendapan. Protein adalah senyawa organik kompleks
dengan berat molekul tinggi, protein merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein
mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Klasifikasi protein berdasar sifat protein :
1. Kelarutan : albumin, globulin, fibrinogen.
2. Bentuk : globuler, fibrosa.
3. Sifatnya dengan elektroforesis.
4. Sedimentasi : VLDL, IDL, LDL, HDL.
5. Imunologis : Ig A, D, E, G, M.
6. Struktur tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner.
7. Fungsi biologis : struktural, enzim.
Denatuasi protein merupakan perubahan sifat protein sehingga tidak alamiah lagi atau kerusakan protein. Sebab sebab denaturasi protein yaitu :
secara fisis : dikocok, sinar, dingin, panas.
secara kimiawi : + asam, basa, organic.
Pada denaturasi : ikatan lemah hilang ikatan kuat masih.
Klasifikasi protein berdasar sifat protein :
1. Kelarutan : albumin, globulin, fibrinogen.
2. Bentuk : globuler, fibrosa.
3. Sifatnya dengan elektroforesis.
4. Sedimentasi : VLDL, IDL, LDL, HDL.
5. Imunologis : Ig A, D, E, G, M.
6. Struktur tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner.
7. Fungsi biologis : struktural, enzim.
Denatuasi protein merupakan perubahan sifat protein sehingga tidak alamiah lagi atau kerusakan protein. Sebab sebab denaturasi protein yaitu :
secara fisis : dikocok, sinar, dingin, panas.
secara kimiawi : + asam, basa, organic.
Pada denaturasi : ikatan lemah hilang ikatan kuat masih.
Selain percobaan uji karbohidrat dan
protein, dilakukan juga percobaan uji lemak. Lemak adalah sekelompok ikatan
organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen(O) yang
mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak).
Lemak dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara :
a.
Menurut Struktur Kimianya :
- Lemak Netral (triglyceride)
- Phospholipida
- Lecithine
- Sphyngomyelineb.
b. Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) :
·
Lemak Hewani
·
Lemak Nabati.
c.
Menurut Konsistennya :
·
Lemak Padat (Lemak atau Gaji)
·
Lemak Cair (Minyak).
H. PENUTUP
Simpulan :
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Karbohidrat merupakan polyhidroksi
aldehida dan keton, karena itu dapat mengadakan reaksi-reaksi seperti halnya alkohol
dan karbonil.
2. Benedict adalah salah satu reaksi
kimia yang sering dipakai untuk mengetahui
ada tidaknya gula reduksi.
3. Kelarutan protein akan berkurang bila
ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik.
4. Jika minyak dikocok kuat dengan air
akan terjadi emulsi yang tidak mantap karena butir-butir minyak kecil akan
memisah dengan air. Penambahan sabun akan terbentuk emulsi yang stabil. Lemak
larut dalam pelarut non-poral. Lemak dalam larutan NaOH akan terjadi
penyabunan.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Staley, Dennis. 1992. Penghantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung : ITB
Yazid, Estien. 2006. BIOKIMIA. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Komentar
Posting Komentar